Pandemi Covid-19, Investasi Emas Masih Tetap Menjanjikan

Pimpinan Cabang PT Kontak Perkasa Futures (KPF) Cabang Bandung Deddy Rudiyanto mengatakan, emas menjadi instrumen investasi yang menarik saat ini karena mengalami kenaikan tertinggi dalam sembilan tahun terakhir.

Pandemi Covid-19, Investasi Emas Masih Tetap Menjanjikan
Foto: Yogo Triastopo

INILAH, Bandung - Pimpinan Cabang PT Kontak Perkasa Futures (KPF) Cabang Bandung Deddy Rudiyanto mengatakan, emas menjadi instrumen investasi yang menarik saat ini karena mengalami kenaikan tertinggi dalam sembilan tahun terakhir.

Pada 5 Agustus 2020, emas memecahkan rekor di level US$2.018/ troy ons. Kemudian mencapai level tertinggi di level US$2.081/troy ons pada akhir Juli 2020.

Menurutnya, harga emas telah melonjak 33 persen dalam tahun ini. Faktor penyebab kenaikan emas diawali dengan ketegangan geopolitik Amerika Serikat dengan Iran dan perang dagang dengan Tiongkok di awal tahun, kemudian reli berlanjut seiring penyebaran wabah Covid-19 yang meluas ke berbagai negara, lalu menimbulkan ketidakpastian ekonomi, suku bunga yang rendah, dan penggelontoran triliunan stimulus yang membuat dolar sebagai pesaing safe haven terus merosot.

Baca Juga : Menghemat di Tengah Pandemi, BIJB Matikan AC

Adanya harapan baru pemulihan ekonomi di Amerika Serikat dan optimisme penemuan vaksin untuk Covid-19 membuat harga emas perlahan terkoreksi. Tercatat pada tanggal 10 Agustus 2020, harga emas mulai meninggalkan rekor tertingginya. Harga logam mulia ini bahkan pernah anjlok 16 persen ke level US$1.862 troy ons, dan kini stabil di posisi sekitar US$1.900/troy ons.

"Secara aspek fundamental, harga emas diprediksi akan terjaga di level US$1.900/troy ons namun apabila ternyata melaju menembus resisten I di level US$1.980/ troy ons, maka kemungkinan untuk kembali ke posisi US$2.000 per troy ons sangat besar," kata Deddy, Kamis (3/9/2020).

Dia menuturkan, tren positif harga emas mendorong total volume transaksi loco gold (kontrak emas berjangka) khususnya di KPF Bandung mengalami peningkatan sebesar 71 persen menjadi 20.000 lot selama pandemi. Sementara untuk nasabah baru hingga Juli 2020 bertambah sebanyak 66 nasabah.

Baca Juga : Kemenkeu Berharap Pembiayaan APBN Bisa Dibiayai dari Sumber Domestik

“Transaksi kontrak berjangka emas mengundang animo yang luar biasa. Karena, peluang yang diperoleh bukan saja pada saat emas naik melainkan juga saat mengalami koreksi yang dinamis. Jadi, untuk investasi perdagangan berjangka komoditi, nasabah bisa mendapatkan peluang profit sekaligus mengalami risiko saat aksi buy dan sell,” ucapnya.

Halaman :


Editor : Doni Ramdhani