Perhatikan, 10 Tanda Kiamat Menurut Hadis

Warga Krajan, Desa Watubonang, Kecamatan Badegan, Jawa Timur, berbondong meninggalkan tempat tinggal mereka karena terdoktrin bahwa kiamat sudah dekat. Mereka diduga mengikuti ajaran Thoriqoh Musa ala

Perhatikan, 10 Tanda Kiamat Menurut Hadis
Ilustrasi
INILAH, Ponorogo- Warga Krajan, Desa Watubonang, Kecamatan Badegan, Jawa Timur, berbondong meninggalkan tempat tinggal mereka karena terdoktrin bahwa kiamat sudah dekat. Mereka diduga mengikuti ajaran Thoriqoh Musa ala Katimun.
 
Para warga berlindung di sebuah pondok pesantren di Malang karena percaya segera terjadi kiamat. Karena kepercayaan itulah mereka menjual aset-aset yang dimiliki baik rumah, tanah hingga hewan ternak. Kasus ini ditangani pihak berwajib.
 
Kepercaaan sesat bahwa kiamat sudah dekat yang mengikuti ajaran Thoriqoh Musa disesalkan banyak pihak. Sejatinya warga tersebut tetap berpegang kepada Alquran dan hadis terkait kiamat sebagai bentuk keimanan.
 
Para ulama sendiri memang berbeda pendapat terkait urutan terjadinya tanda-tanda kiamat. Imam Al-Qurb mengatakan, tanda-tanda kiamat besar yang disebutkan secara bersamaan dalam hadis-hadis di atas tidaklah berurutan, tidak terkecuali riwayat Muslim dari Hudzaifah.
 
Salah satu hadis sahih yang berkaitan dengan kiamat (as-sah) yang pasti adalah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam sahihnya dan juga diriwayatkan oleh beberapa perawi hadis serta diakui oleh para ulama adalah hadis berikut.
 
"Dari Hudzaifah bin Asid Al-Ghifari berkata, Rasulullah SAW menghampiri kami saat kami tengah membicarakan sesuatu. Ia bertanya, Apa yang kalian bicarakan? Kami menjawab, Kami membicarakan kiamat. Ia bersabda, Kiamat tidaklah terjadi sehingga kalian melihat sepuluh tanda-tanda sebelumnya. Rasulullah menyebut kabut, Dajjal, binatang (ad-dbbah), terbitnya matahari dari barat, turunnya Isa bin Maryam AS, Ya'juj dan Ma'juj, tiga gerhana; gerhana di timur, gerhana di barat dan gerhana di jazirah Arab dan yang terakhir adalah api muncul dari Yaman menggiring manusia menuju tempat perkumpulan mereka," (Lihat Abul Husain Muslim bin Hajjaj bin Muslim An-Naisaburi, Al-Jmius a, [Beirut, Drul Afaq Al-Jadidah: tanpa tahun], juz VIII, halaman 178).
 
Tanda-tanda kiamat dalam hadis ini disebut sebagai tanda-tanda kiamat kubra (hari akhir). Ada 10 tanda kiamat yang disebutkan dalam hadis ini.
 
Pertama, Munculnya kabut (dukhan)
 
Kedua, Munculnya Dajjal
 
Ketiga, Munculnya Dabbah
 
Keempat, Terbitnya matahari dari barat.
 
Kelima, Keluarnya Yajuj dan Majuj
 
Keenam, Munculnya Isa bin Maryam;
 
Ketujuh, Adanya tiga gerhana, di timur;
 
Kedelapan, gerhana di barat;

Kesembilan, gerhana di jazirah Arab.
 
Kesepuluh, adanya api yang muncul dari Yaman kemudian menggiring manusia menuju tempat berkumpul.
 
Al-Qurthubi menyebutkan bahwa ada hadits lain yang menyebutkan tanda-tanda tersebut secara berurutan, yakni hadis Muslim dari Hudzaifah dalam riwayat yang berbeda, yang menyebutkan bahwa tanda yang pertama kali muncul adalah tiga gerhana.
 
Oleh Al-Qurthubi, kejadian ini sudah pernah terjadi di masa Rasul SAW. Sedangkan tanda-tanda setelahnya masih banyak diperdebatkan urutannya. (Lihat Muhammad Syamsul Haq Abadi, Aunul Mabd Syarh Ab Dawud, [Beirut, Darul Kutub Al-Ilmiyah: 1415 H], juz XI, halaman 290-291).
 
Oleh karena itu, simpulan dari kajian hadis-hadis terkait tanda-tanda kiamat ini adalah tanda-tanda kiamat yang disebutkan dalam hadis sifatnya hanya prediksi Rasul SAW.
 
Bahkan kepastian urutannya pun masih diperdebatkan. Begitu juga waktu kejadiannya. Ada yang menyebut bahwa sebagian sudah terjadi ada juga yang menyebutnya belum terjadi, bahkan perdebatan ini sudah terjadi pada masa sahabat.
 
Jika ada kejadian di masa sekarang yang sesuai dengan tanda-tanda kiamat yang disebutkan dalam berbagai hadis tersebut, belum tentu itu menjadi tanda yang pasti. Bisa juga kejadian yang sama akan terjadi di masa mendatang karena Rasul sendiri tidak mengetahui kapan tanda-tanda tersebut terjadi.
 
Hal ini sesuai dengan yang telah disebutkan oleh Al-Quran Surat Al-Arf ayat 187 ketika Rasul SAW ditanya kapan terjadinya kiamat. "Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat, Bilakah terjadinya? Katakanlah, Sungguh pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada sisi Tuhanku.
 
Tidak seorang pun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia."
Fakhruddin Ar-Razi menyebutkan bahwa salah satu hikmah tidak diketahuinya waktu terjadinya kiamat adalah agar manusia tetap beribadah dan mencegah diri dari perbuatan maksiat tanpa memperhatikan kapan terjadinya kiamat.
 
"Adapun sebab dirahasiakannya kiamat dari seorang hamba adalah jika mereka tidak mengetahui waktu terjadinya kiamat, maka mereka akan senantiasa menjadikannya sebagai peringatan. Maka hal itu akan lebih dekat dengan ketaan dan menghindari dari maksiat. Kemudian sungguh Allah SWT menguatkan makna ini dengan potongan ayat, Tidak seorangpun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya. Makna dari al-tajliyah adalah menjelaskan kedatangan sesuatu. Maksudnya, tidak akan dijelaskan waktu kejadian tersebut secara terperinci kecuali Allah SWT, yakni tidak ada yang kuasa menjelaskan waktu terjadinya kiamat dengan kabar dan pemberitahuan kecuali Allah SWT," (Lihat Fakhruddin Ar-Razi, Maftul Ghaib, [Beirut, Dru Iyit Turts: 1420 H], juz XV, halaman 423).
 
Maka dari itu, cara bijak memahami dan mempertemukan hadits-hadits tentang kiamat yang berbeda-beda tersebut adalah dengan meninjau maksud nabi (maqasidi) ketika menyebutkan tanda-tanda tersebut kepada para sahabat.
 
Saat itu para sahabat masih bertanya-tanya tentang kebenaran adanya kiamat. Jawaban Rasul SAW dengan menyebutkan tanda-tanda tersebut bertujuan agar para sahabat tidak menghabiskan waktunya untuk selalu memikirkan kiamat.
 
Selain itu, ketidakpastian tanda-tanda kiamat yang ada dalam hadis Rasul SAW ini hanya sebagai penguat bahwa kiamat memang ada, tetapi tidak akan disebutkan kapan terjadi.
 
Semuanya ini bertujuan agar orang Mukmin senantiasa beribadah kapan dan di mana saja tanpa mengenal waktu. Jika kiamat dan tanda-tandanya sudah jelas, maka setiap orang akan meremehkan ibadahnya dan hanya beribadah ketika mendekati kiamat. Wallahu alam. (nuol/inilah.com)


Editor : inilahkoran