Perkuat SDM Fasyankes, Jabar Siapkan 400 Relawan Nakes

Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Jawa Barat (Jabar) intens memperkuat fasilitas layanan kesehatan (fasyankes) dalam menghadapi peningkatan kasus COVID-19 yang signifikan. 

Perkuat SDM Fasyankes, Jabar Siapkan 400 Relawan Nakes
foto: Humas Pemprov Jabar

INILAH, Bandung-Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Jawa Barat (Jabar) intens memperkuat fasilitas layanan kesehatan (fasyankes) dalam menghadapi peningkatan kasus COVID-19 yang signifikan. 

Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengatakan, selain menambah kapasitas tempat tidur bagi pasien COVID-19, baik di rumah sakit rujukan maupun pusat isolasi nonrumah sakit, Pemda Provinsi Jabar akan menyiapkan 400 relawan tenaga kesehatan.

"Kami akan bantu dengan dana APBD Jabar menyediakan 400 nakes. Kemudian ada juga bantuan alat kesehatan berupa alat bantu pernapasan, terutama untuk rumah sakit swasta di daerah," ucapnya dalam jumpa pers secara daring dari Gedung Pakuan, Kota Bandung, Rabu (30/6/2021). 

Baca Juga : Wapres Ma’ruf Amin Luncurkan Vaksinasi Anak di Jabar

Penanganan COVID-19 di Jabar sendiri menerapkan pola hulu-hilir. Menurut Kang Emil --sapaan Ridwan Kamil, pola hulu adalah dengan menyiapkan tempat isolasi di desa-desa. Sehingga masyarakat sekitar yang terpapar COVID-19 namun memiliki gejala ringan tidak perlu dilarikan ke rumah sakit.

Sedangkan untuk pola hilir adalah dengan memindahkan atau transisi pasien COVID-19 yang akan sembuh ke beberapa tempat dari mulai hotel, apartemen, rusun hingga tempat isolasi di desa-desa. Sehingga pasien COVID-19 yang benar-benar membutuhkan penanganan medis bisa diakamodasi di rumah sakit.

"Kami sudah berkoordinasi dengan rumah sakit untuk menambah kapasitas bagi pasien COVID-19. Kemudian menambah tempat isolasi nonrumah sakit. Salah satunya pusat pemulihan seperti di hotel-hotel. Kami berupaya agar rumah sakit hanya untuk pasien bergejala sedang sampai berat," katanya. 

Baca Juga : ASN Jabar Didorong Miliki Sense of Crisis di Tengah Pandemi COVID-19

"Sementara yang tidak bergejala dan bergejala ringan bisa menjalani isolasi dan penanganan di tempat isolasi di desa dan kelurahan ataupun pusat isolasi nonrumah sakit lainnya. Pasien yang sudah menunjukkan perbaikan kesehatan setelah mendapat penanganan di rumah sakit akan dipindahkan ke pusat pemulihan kesehatan, supaya BOR di rumah sakit terus berkurang," imbuhnya. 

Halaman :


Editor : JakaPermana