Polisi Dalami Kasus Dugaan Keracunan Makanan Cipaku Bogor

Polresta Bogor Kota mendalami dugaan kasus keracunan makanan di wilayah Cipaku, Kecamatan Bogor Selatan yang membuat puluhan warga harus dirawat dan satu meninggal dunia. Polisi akan menyelidiki secara tuntas apakah ada unsur kelalaian atau kejadian merupakan musibah.

Polisi Dalami Kasus Dugaan Keracunan Makanan Cipaku Bogor
Sekda Kota Bogor Hj Syarifah Sofiah Dwikorawati saat menjenguk para korban keracunan Cipaku dibeberapa Rumah Sakit dan Puskesmas Cipaku./Rizki Mauludi

INILAHKORAN, Bogor - Polresta Bogor Kota mendalami dugaan kasus keracunan makanan di wilayah Cipaku, Kecamatan Bogor Selatan yang membuat puluhan warga harus dirawat dan satu meninggal dunia. Polisi akan menyelidiki secara tuntas apakah ada unsur kelalaian atau kejadian merupakan musibah.

Kasatreskrim Polresta Bogor Kota, Kompol Luthfi Olot Gigantara memaparkan, untuk dugaan keracunan pada Senin 3 Juni 2024, yang mana mengakibatkan korban meninggal dunia berinisial AS usia 24 tahun, beserta 37 korban lainnya yang dirawat tersebar di beberapa rumah sakit di wilayah Bogor Selatan dan Bogor Timur. 

"Para korban mengalami gejala yang sama yaitu mual, muntah dan buang air besar. Kronologis adalah pada Sabtu 1 Juni malam hari, saksi ibu M mengadakan acara haul 100 hari untuk mantan suaminya," ungkap Luthfi kepada INILAHKORAN pada Rabu 5 Juni 2024 sore.

Baca Juga : Guru Besar IPB University: Bambu Bahan Konstruksi Unggul dan Ramah Lingkungan

Luthfi melanjutkan, kemudian saksi ibu M meminta tolong ke warga sekitar yang masih merupakan kerabat atau keluarga dekat dari ibu M ini. Kemudian menyiapkan beberapa jenis makanan, pertama makanan berat yaitu nasi uduk, ada lauk telur, oseng-oseng tempe dan beberapa menu lainnya. 

"Kedua makanan ringan berupa kue-kue pasar dan kue sederhana yang disiapkan. Setelah itu, hari Minggu terjadi beberapa gelombang yang mana masyarakat yang sempat hadir dan menikmati makanan tersebut mengalami gangguan atau gejala-gejala yang didiagnosis sama di rumah sakit yaitu mual, pusing dan Buang Air Besar (BAB)," terang Lutfhi.

Luthfi memaparkan, hingga pada akhirnya hari Senin 3 Juni 2024, ada satu korban meninggal dunia berinisial AS (24). Hasil penyelidikan pihaknya, setelah bekerjasama dan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor

Baca Juga : Pimpin Tim Inspektorat, Asmawa Tosepu Panggil Para Pejabat Pungli

"Kami telah melakukan serangkaian tindakan penyelidikan, berupa pemeriksaan saksi-saksi yang saat ini berjumlah 5 orang dan memang ada kendala saat pemeriksaan saksi-saksi yang mana masih mengalami sakit dan tidak bisa kami ambil keterangannya," paparnya.

Halaman :


Editor : JakaPermana