Strategi dan Target dalam Dakwah Islam

KALAU kita bicara akidah dalam kaitannya dengan langkah dan strategi dakwah, barangkali yang lebih tepatnya bukan prioritas atau mana yang harus didahulukan, tetapi akidah adalah landasan yang perlu dibangun dengan baik dan kokoh. Sedangkan mana yang harus didahulukan untuk awalnya, kita sesuaikan dengan kebutuhan real di lapangan.

Strategi dan Target dalam Dakwah Islam
Ilustrasi/Net

KALAU kita bicara akidah dalam kaitannya dengan langkah dan strategi dakwah, barangkali yang lebih tepatnya bukan prioritas atau mana yang harus didahulukan, tetapi akidah adalah landasan yang perlu dibangun dengan baik dan kokoh. Sedangkan mana yang harus didahulukan untuk awalnya, kita sesuaikan dengan kebutuhan real di lapangan.

Misalnya, orang yang sedang ditimpa bencana alam dan rumahnya roboh, masak sih kita ceramahi tentang bahaya syirik? Tentu dakwah untuk mereka kita mulai dari memberi bantuan berupa makanan, pakaian bersih, rumah tempat tinggal, pengobatan gratis dan seterusnya.

Preman insyaf yang tidak punya penghasilan halal, perlu kita carikan pekerjaan halal yang mampu dikerjakannya. Itu lebih utama untuk kita prioritaskan ketimbang kita membahas bab-bab yang membatalkan syahadat. Buat apa bicara tentang syahadat secara panjang dan lebar, sementara kebutuhan hidupnya senin kamis dan teman-teman premannya menawarkan bisnis barang haram?

Baca Juga : Hoaks Jangan Dianggap Remeh

Petani miskin yang setiap hari dimiskinkan oleh sistem, panennya gagal diserang hama, hartanya habis dilahap rentenir, tentu perlu diberikan jalan keluar yang tepat ketimbang kita tatar dengan materi rububiyatullah, uluhiyatullah serta asma' wa shifat. Jadi dakwah itu seharusnya memberi solusi dunia dan akhirat. Bukan hanya urusan akidah semata. Meski akidah itu merupakan landasan yang penting untuk dibangun secara kokoh, namun bukan berarti pintu gerbang utama dakwah itu harus selalu akidah dan akidah saja.

Bahkan boleh jadi jendela pertama kita menjalin hubungan kontak dengan objek dakwah lewat hal-hal yang sepele, misalnya kebetulan kepada teman yang punya hobi sama, atau kebetulan jadi rekan dagang dan bisnis, atau kebetulan langganan cukur rambut di pengkolan jalan. Pembicaraan tidak harus selalu dimulai dari tema berat tentang akidah, tetapi dari tema apa saja, syukur-syukur yang bisa memberi solusi nyata dan instan.

Akan tetapi kita tidak menafikan bahwa untuk membangun pribadi muslim yang baik, sisi akidah perlu dibenahi secara baik. Namun tetap ada kisi-kisinya, sehingga kita masih bisa membedah lagi, pada bagian mana dari akidah itu yang perlu ditekankan. Mana yang harus didahulukan dan mana yang masih mungkin terjadi beda pendapat.

Baca Juga : Wahai Ukhti, Ini Shaf Terbaikmu...

Mengingat tidak semua materi dan point-point akidah menjadi batas iman dan kufur, ada sebagian dari materi yang sebenarnya termasuk akidah, namun tidak mengurangi nilai iman atau menambahinya. Seperti nama-nama surga dan neraka, meski termasuk bagian akidah, tetapi bila ada orang yang tidak hafal nama-nama itu, tidak mengurangi nilai akidahnya. Demikian juga dengan nama-nama malaikat, nabi dan seterusnya.

Halaman :


Editor : Bsafaat