Tak Hanya Seni Beladiri, Dosen UPI Ini Kembangkan Silat sebagai Media Penyembuhan Penyakit Gerd

Keberadaan pencak silat sebagai salah satu seni beladiri nusantara yang diwariskan secara turun-temurun dan kini menjelma menjadi seni beladiri yang diperhitungkan di kancah internasional.

Tak Hanya Seni Beladiri, Dosen UPI Ini Kembangkan Silat sebagai Media Penyembuhan Penyakit Gerd
Pencipta Jurus Ngaguar Diri, Yuliawan Kasmahidayat mengembangkan pencak silat tidak saja sebatas seni beladiri prestasi, namun telah menjajal dunia kesehatan. (agus satia negara)

"Kalau untuk kadar sendiri sebenarnya bisa dikondisikan melalui pola makan, pola hidup dan aktivitas. Tapi, yang jurus ini meminimalisir pengkondisian syaraf-syaraf, sehingga pada saat terserang gerd itu tidak sekaligus," bebernya.

Menurutnya, karena kemarin inovasinya adalah inovasi pendidikan, itu bisa menjadi sebuah model yang diimplementasikan melalui jurus silat yang dilakukan secara intensif dan dengan benar.

"Insyaallah pada jurus kesatu, kita bisa mengetahui bagaimana mengatur saturasi oksigen dalam tubuh, bagaimana mengatur peredaran darah di perut, dada, tangan dan otak," tuturnya.

Baca Juga : 12 Tahun Jalan Rusak, Warga Semprot Rombongan Komisi III : Kemana Anggota Dewan Baru Datang Sekarang!!

Kemudian, masuk ke jurus dua, tiga dan jurus empat kombinasi. Dalam hal ini, manakala dilakukan secara utuh total termasuk dengan penyerahan diri kepada Sang Pencipta, dirinya pun memprediksi Jurus Ngaguar Diri bakal bisa digunakan sebagai salah satu jalan penyembuhan penyakit itu sendiri.

"Kemarin saya uji coba di mahasiswa, kebetulan mahasiswa tingkat satu itu masih penyesuaian dengan lingkungan dan dalam satu kelas itu ada yang tumbang (sakit)," paparnya.

Kemudian, lanjut dia, usai ditanya sakitnya apa, ternyata diketahui rata-rata sakit karena gangguan kadar asam lambung, mulai dari gejala maag, gerd, dan yang paling tinggi itu serangan jantung.

Baca Juga : Kembali Naik, Positif Covid-19 di Kota Bandung Tembus 1.000 Kasus

"Dari uji coba tersebut, dalam satu minggu manakala mereka melakukan secara intensif, yakni satu minggu tiga kali, itu di minggu kedua akan menemukan kesegaran tubuh. Artinya, penyakit tersebut belum hilang, namun mulai berkurang," tandasnya.*** (agus satia negara)


Editor : Doni Ramdhani