Terungkap, Ternyata Ini Penyebab Keracunan Massal di Gununghalu, Begini Penjelasan Kadinkes KBB

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bandung Barat (KBB) akhirnya mengungkap hasil uji laboratorium dari nasi kotak yang diduga menjadi penyebab terjadinya keracunan massal di Desa Cilangari, Kecamatan Gununghalu, Bandung Barat pada Sabtu 11 Februari 2023 lalu.

Terungkap, Ternyata Ini Penyebab Keracunan Massal di Gununghalu, Begini Penjelasan Kadinkes KBB
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bandung Barat (KBB) akhirnya mengungkap hasil uji laboratorium dari nasi kotak yang diduga menjadi penyebab terjadinya keracunan massal di Desa Cilangari, Kecamatan Gununghalu, Bandung Barat pada Sabtu 11 Februari 2023 lalu./Agus Satia Negara
INILAHKORAN, Ngamprah - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bandung Barat (KBB) akhirnya mengungkap hasil uji laboratorium dari nasi kotak yang diduga menjadi penyebab terjadinya keracunan massal di Desa Cilangari, Kecamatan Gununghalu, Bandung Barat pada Sabtu 11 Februari 2023 lalu.

Beberapa sampel makanan nasi kotak yang diuji, antara lain nasi putih, ayam goreng, tumis bihun dan tumis kentang.

"Hasil uji laboratorium sudah terbit dan di dalam nasi putih ditemukan kandungan bakteri Staphylococcus aureus," ujar Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) KBB, Hernawan Wijayanto, Jumat 17 Februari 2023.

"Namun, untuk sampel lainnya dinyatakan aman dari bakteri dan cemaran bahan kimia lainnya," sambungnya.

Ia menjelaskan, bakteri Staphylococcus aureus merupakan bakteri yang memiliki sifat resistensi terhadap panas. Menurutnya, bakteri jenis tersebut banyak ditemukan pada permukaan kulit, lubang hidung, serta bagian tenggorokan dalam tubuh manusia dan hewan.

"Ketika bakteri ini sudah berpindah ke makanan, proses kembang biaknya pesat dan akhirnya menyebabkan infeksi pencernaan," jelasnya.

Ia menyebut, gejala yang ditimbulkan jika mengalami infeksi ini adalah diare, nyeri, kram perut, hingga mual dan muntah.

"Jika makanan terkontaminasi, bakteri ini dapat berkembang biak di dalam makanan dan menghasilkan racun yang dapat membuat orang sakit," sebutnya.

Kendati demikian, lanjut dia, bakteri Staphylococcus aureus ini dapat dibunuh dengan proses pemasakan, tetapi racunnya tidak hancur dan masih dapat menyebabkan penyakit.

"Bakteri ini diduga berkembang biak dalam makanan dan menghasilkan racun terutama jika makanan disimpan pada suhu kamar," bebernya.

Ia menuturkan, racun tersebut mungkin ada dalam jumlah berbahaya pada makanan yang tidak memiliki tanda-tanda pembusukan, seperti bau yang tidak sedap.

"Makanan yang tidak dimasak setelah penanganan seperti irisan daging, produk unggas dan telur, susu dan produk susu, puding, kue kering, sandwich, dan lainnya sangat berisiko terkontaminasi Staphylococcus aureus," tuturnya.

Diberitakan sebelumnya, ratusan warga keracunan setelah mengonsumsi hidangan di acara keagamaan yang digelar di Masjid Assaniyah, pada Sabtu 11 Februari 2023 malam.

Kemudian pada Minggu 13 Februari 2023 pagi satu per satu dari warga itu harus menjalani perawatan medis. *** (agus satia negara)


Editor : JakaPermana