Vaksinasi untuk Pelajar, Siapa Takut?

Untuk mengikis penyebaran virus Corona dan sekaligus menyukseskan program pemerintah dalam penanganan pandemi Covid-19, saat ini pemerintah menargetkan pemberian vaksin Covid-19 bagi siswa usia 12 tahun hingga 18 tahun. Sejumlah sekolah di berbagai provinsi pun telah melaksanakan program vaksinasi bagi peserta didiknya.

Vaksinasi untuk Pelajar, Siapa Takut?
istimewa

INILAH, Bandung - Untuk mengikis penyebaran virus Corona dan sekaligus menyukseskan program pemerintah dalam penanganan pandemi Covid-19, saat ini pemerintah menargetkan pemberian vaksin Covid-19 bagi siswa usia 12 tahun hingga 18 tahun. Sejumlah sekolah di berbagai provinsi pun telah melaksanakan program vaksinasi bagi peserta didiknya.

Salah satunya adalah Adi Rasandi, siswa kelas XII SMKN N 1 Losarang, Kabupaten Indramayu ini mengikuti vaksinasi untuk pelajar. Dia mengikuti vaksinasi ini untuk mendukung salah satu program pemerintah.

Adi mengungkapkan, vaksinasi untuk pelajar ini sangat penting. Sebab pelajar juga bagian dari pentingnya kekebalan kelompok, lagi pula dengan era sekarang eksplorasi bagi kaum pelajar sedang berkurang atau bahkan dibatasi.

Mengingat pentingnya hak pelajar untuk segera melaksanakan sekolah tatap muka (PTM), juga merupakan awal yang bagus dengan adanya vaksinasi pelajar ini.

"Perihal izin orangtua tentang adanya vaksinasi ini memang pada awalnya saya juga dilarang, karena khawatir efek samping dari vaksin itu sendiri. Namun setelah adanya pemaham yang terus kita berikan selaku anak, akhirnya orangtua mengizinkan dengan berbagai macam syarat dan ketentuan yang tentunya orangtua juga mengawasi langkah vaksinasi ini," kata Adi melalui sambungan Teleponnya, Rabu (4/8/2021).

Di sekolah Adi, yakni SMKN 1 Losarang Kabupaten Indramayu ini, ada sekitar 500 orang lebih yang mengikuti vaksinasi untuk pelajar. Dia merasa saat disuntik, tidak mengalami rasa sakit yang berlebihan.

"Rasanya seperti disuntik pada umumnya, namun emang mainshet kitanya yang harus tetep dijaga, soalnya bisa jadi karena awalnya takut jadi setelah disuntik ada efek samping yang lainnya seperti pusing atau yang lainnya," imbuhnya.

Dia berharap, semoga dengan adanya program vaksinasi ini sekolah tatap muka bisa berjalan kembali, walaupun memang tidak satu rombongan belajar (rombel) full. tapi setidaknya ada interaksi antara siswa dan guru.

"Langkah awal ini semoga dapat menekan angka penularan Covid-19 dengan kekebalan kelompok melalui vaksinasi. Utamanya agar pandemi usai dan semua aktifitas berjalan tanpa adanya pembatasan lagi," harap Adi.

Berbeda dengan Adi, Asep Akmal Fadia Nurhalim salah satu siswa SMAN 10 Garut ini belum di vaksinasi. Sebab, sekolahnya cukup jauh dari kota dan belum mendapatkan arahan untuk melakukan vaksinasi. Selain itu juga, dikarenakan sedang adanya PPKM, jadi hanya beberapa yang baru mendapatkan vaksinasi ini.

"Apabila nanti di sekolah saya dilakukan vaksinasi ini, saya akan mengikutinya, apabila saya sedang dalam keadaan yang sehat," ucap Asep.

Menurut dia, vaksin itu memang perlu dilakukan, karena apabila dilihat dari umurnya yang muda, dapat menjadi salah satu cara agar nanti ketika dewasa dapat memiliki kekebalan yang kuat dalam hal penguatan imun untuk melawan virus Covid-19 ini. Selain itu juga, Asep sempat membaca artikel yang berisi informasi, kalau di China dan beberapa negara di dunia juga telah melakukan vaksinasi untuk anak.

"Hasilnya membuat anak-anak ini dapat mengembangkan kekebalan terhadap virus Covid-19 ini. Oleh karena itu, program vaksinasi untuk siswa ini penting untuk dilakukan oleh pelajar, tetapi siswa tersebut harus dalam keadaan yang sehat agar dapat memaksimalkan fungsi dari adanya vaksinasi ini. Alhamdulillah, orangtua saya juga mendukung dan juga memperbolehkan saya untuk mengikuti program vaksinasi ini," pungkas Asep. (Okky Adiana) 


Editor : JakaPermana