Yana Yakini Kang Pisman Menjadi Solusi Persoalan Sampah Kota Kembang

Pemkot Bandung terus mempertajam pengelolaan sampah dari sumbernya melalui program kurangi, pisahkan, dan manfaatkan sampah (Kang Pisman). Sebagai kota metropolitan, Kota Bandung idealnya memiliki tempat pembuangan sampah akhir sendiri. Namun, karena lahan terbatas hal itu sulit terwujud. 

Yana Yakini Kang Pisman Menjadi Solusi Persoalan Sampah Kota Kembang
Foto: Yogo Triastopo

INILAH, Bandung - Pemkot Bandung terus mempertajam pengelolaan sampah dari sumbernya melalui program kurangi, pisahkan, dan manfaatkan sampah (Kang Pisman). Sebagai kota metropolitan, Kota Bandung idealnya memiliki tempat pembuangan sampah akhir sendiri. Namun, karena lahan terbatas hal itu sulit terwujud. 

"Sebagai implementasi pengelola sampah, maka lahirlah Kang Pisman. Hasilnya sejauh ini positif. Dari Kang Pisman muncul balad, duta sampai saat ini ada satgas juga," kata Wakil Wali Kota Bandung Yana Mulyana kegiatan diskusi Solusi Pengurangan Sampah Plastik di Kota Bandung via zoom meeting, Kamis (25/2/2021). 

Perlu diketahui, penduduk kota Bandung menghasilkan sampah rata rata 1.500 ton per hari. Kontribusi terbesar berasal dari sampah makanan dan daun sebesar 44,5 persen dan sampah plastik sekitar 16,7 persen dari botol, gelas, bungkus dan wadah dan kantong. Persentase sampah plastik salah satu penyumbang sampah terbanyak. 

Baca Juga : FAGI Jabar Desak Vaksinasi Covid-19 kepada Tenaga Kependidikan

Menurutnya, Kang Pisman telah meningkatkan jumlah Kawasan Bebas Sampah (KBS). Tak kurang dari 143 kawasan bebas sampah. Pemkot Bandung juga mengaktifkan 467 bank sampah. Semua dilakukan bersama para penggiat sampah di lingkungan terkecil. Terbaru, Kota Bandung telah luncurkan program menabung sampah menjadi emas. Sebanyak 120 keping emas yang masing-masing seberat 0,025 gram sudah dimiliki warga. 

"Melalui Kang Pisman, Pasar Kosambi dan Pasar Cihapit menjadi pasar bebas sampah plastik. Di era pandemi covid-19, menabung sampah jadi emas merupakan terobosan. Hal ini menjadi solusi bagi warga untuk keluar dari himpitan ekonomi akibat pandemi. Tantangannya mengubah pola pikir warga menjadi sampah hal yang berguna bernilai ekonomis. Oleh karena itu harus dipilih dan dipilah di level rumah tangga," ucapnya. 

Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Bandung Kamalia Purbani menyampaikan evaluasi implementasi Perwal pengurangan kantong plastik perlu pengawasan lebih.

Baca Juga : Wakil Wali Kota Lantik 91 Pejabat Fungsional Pemkot Bandung

"Literasi lingkungan masyarakat masih perlu ditingkatkan. Perlu ada edukasi dan sosialisasi yang intensif kepada masyarakat," kata Kamalia.

Halaman :


Editor : Doni Ramdhani