42 Jam Menggaet Investasi Mobil Listrik di Jepang

Duta Besar luar biasa dan berkuasa penuh (LBBP) RI-Jepang Heri Akhmadi menandatangani jaminan tertulis untuk menjalankan semua prosedur yang diminta Pemerintah Jepang, agar pertemuan antara Menteri Perindustrian RI Agus Gumiwang Kartasasmita dengan sejumlah pengusaha dan pejabat tinggi di negeri sakura dapat terlaksana di tengah keadaan darurat yang diberlakukan akibat pandemi COVID-19.

42 Jam Menggaet Investasi Mobil Listrik di Jepang
Ilustrasi/Net

Pada hari kedua, pertemuan dengan Suzuki Motor Corp (SMC) menghasilkan komitmen tambahan investasi sebesar Rp1,2 triliun. Suzuki akan mengembangkan kendaraan jenis Ertiga juga XL7 yang basisnya adalah mild hybrid.

Mild Hybrid merupakan teknologi yang dimiliki Suzuki dengan sistem Integrated Starter Generator (ISG). Dengan ISG, Suzuki mampu memproduksi mobil dengan menghemat bahan bakar hingga 15 persen dan mengurangi emisi gas buang hingga 20 persen.

Teknologi tersebut dinilai memadai untuk pasar Suzuki di Indonesia yang menengah ke bawah. Dalam hal tersebut, Kemenperin berkomitmen untuk mendukung rencana Suzuki untuk mengembangkannya di Indonesia.

Perbincangan dengan Honda menghasilkan komitmen tambahan investasi sebesar Rp5,2 triliun hingga 2024 untuk mengembangkan mobil berbasis elektik. Honda bahkan berencana merelokasi pabriknya dari India ke Indonesia.

Pada pertemuan tersebut, Honda juga disebut berkomitmen untuk menambah jumlah negara tujuan ekspor di Asia, Afrika, Amerika Utara, Amerika Tengah, dan Amerika Selatan, dengan total penambahan menjadi 31 negara.

Model kendaraan baru yang akan diekspor ke 31 negara itu, rencananya akan diproduksi di Indonesia.

Selanjutnya, dalam pertemuan dengan Toyota Motor Corporation (TMC), Menperin mendorong agar TMC mengizinkan pabrik Toyota di Indonesia untuk memproduksi kendaraan yang kemudian akan diekspor ke Australia.


Editor : Bsafaat