Akhlak Mulia Mengantarkan ke Surga

DIRIWAYATKAN dari Abu Hurairahradhiyallahu anhu, beliau berkata:Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam pernah ditanya tentang sebab paling banyak yang mengakibatkan orang masuk surga? Beliau menjawab, "Takwa kepada Allah dan akhlaq mulia." Beliau juga ditanya tentang sebab paling banyak yang mengakibatkan orang masuk neraka, maka beliau menjawab, "Mulut dan kemaluan.".(HR. Tirmidzi, dia berkata:Hadits hasan shahih.).

Akhlak Mulia Mengantarkan ke Surga
Ilustrasi/Net

DIRIWAYATKAN dari Abu Hurairahradhiyallahu anhu, beliau berkata:Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam pernah ditanya tentang sebab paling banyak yang mengakibatkan orang masuk surga? Beliau menjawab, "Takwa kepada Allah dan akhlaq mulia." Beliau juga ditanya tentang sebab paling banyak yang mengakibatkan orang masuk neraka, maka beliau menjawab, "Mulut dan kemaluan.".(HR. Tirmidzi, dia berkata:Hadits hasan shahih.).

Akhlak mulia adalah ibadah yang agung, yang pahalanya sangat luar biasa. Mungkin bagi banyak orang yang mengamalkan akhlaq mulia, tidak menyadari betul ia mendapatkan pahala atas amal akhlak mulianya. Seakan-akan berakhlak mulia tidak berbeda dengan jika seseorang membaca Al Quan, atau berpuasa sunnah Senin dan Kamis, dan amalan lainnya, sangat mungkin ia menyadari bahwa ia mendapatkan pahala atas amalannya.

Padahal Allah Maha Tahu dan Maha Adil. Tatkala seseorang tersenyum ramah kepada saudara muslim, atau seorang suami bertutur kata lembut kepada isterinya, atau mungkin seorang ayah yang membelai kepala anak-anaknya dengan penuh kasih sayang, itu semua adalah akhlak mulia yang mendatangkan pahala bagi pelakunya. Dan pahala, dengan rahmat Allah, akan mengantarkan pemiliknya kepada surga.

Baca Juga : Keajaiban Datang Bersama Ketulusan

Nabi Muhammad shalallaahu alaihi wasallam sendiri diutus Allah untuk menyempurnakan akhlak. Dari Abu Hurairah radliyallahu anhu, Nabi Muhammad shalallahu alaihi wasallam bersabda, "Sesungguhnya hanyalah aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang baik" (HR. Al-Bukhari, Ahmad, dan Hakim).

Innamaadalam hadits di atas bermakna membatasi, yakni dengan terjemahan hanyalah. Hal ini menunjukkan agama kita sangat menaruh perhatian terhadap akhlak. Terbukti dengan bertaburnya hadits Nabi shalallaahu alaihi wasallam yang berbicara tentang akhlak. Sebut saja hadits-hadits yang dihimpun Imam Bukhari dalam Kitab al Adabul Mufrab.

Dalam kitab Riyadlush Shalihin yang disusun oleh Imam Nawawi pun banyak bertebar hadits tentang adab. Begitu pula tentunya Kitabullah, Al Quran, banyak sekali kita temukan perintah Allah berkaitan dengan akhlak. Sebagai contoh adalah firman Allah Azza Wa Jalla, "Serta ucapkanlah kata-katayang baik kepada manusia".(al-Baqarah: 83). Dan, "Dan Katakanlah kepada hamha-hamba-Ku: "Hendaklah mereka mengucapkan Perkataan yang lebih baik (benar)".(al-Isra: 53)

Baca Juga : Ikhlas di Tiga Waktu

Lebih jelas lagi Nabi shalallaahu alaihi wasallam mengatakan tentang iman yang sempurna bagi seorang mukmin. Sabda beliau shalallaahu alaihi wasallam, "Kaum Mukminin yang paling sempurna imannya adalah yang akhlaknya paling baik di antara mereka, dan yang paling baik di antara kalian adalah yang paling baik kepada isteri-isterinya. (HR. At-Tirmidzi (no. 1162), Ahmad (II/250, 472), Ibnu Hibban (at-Taliqaatul Hisaan alaa Shahiih Ibni Hibban).

Halaman :


Editor : Bsafaat