Bagaimana Nasib Makanan dalam Perut Ahli Surga?

DALAM penjelasannya, Ustaz Ammi Nur Baits menekankan tentang satu kaidah penting ketika membahas surga, bahwa tidak semua yang ada di dunia, akan sama dengan apa yang ada di surga. 

Bagaimana Nasib Makanan dalam Perut Ahli Surga?
Ilustrasi
DALAM penjelasannya, Ustaz Ammi Nur Baits menekankan tentang satu kaidah penting ketika membahas surga, bahwa tidak semua yang ada di dunia, akan sama dengan apa yang ada di surga. 
 
Tidak semua yang ada di dunia, juga ada di surga. Demikian pula, satu kenikmatan yang ada di dunia, belum tentu ada di surga.
Ibnu Abbas mengatakan, "Tidak ada yang serupa antara apa yang ada di surga dengan apa yang ada di dunia, selain nama." (Tafsir Ibn Katsir, 1/205) Karena itu, ketika membayangkan surga, kita tidak bisa menganalogikan dengan keadaan dunia. Keduanya sama-sama tempat kehidupan, tapi hakikatnya berbeda.
 
Ekskresi, pembuangan zat sisa pada makhluk termasuk kebutuhan hidup manusia. Berdasarkan kaidah di atas, sistem ekskresi di surga, tidak bisa kita samakan dengan sistem ekskresi di dunia. 
 
Ekskresi di dunia melalui jalan depan dan belakang, serta menghasilkan sesuatu yang najis dan berbau busuk. Namun karakter ini jelas tidak mungkin ada di surga, karena bertentangan dengan sifat melekat surga: indah, harus, dan suci.
 
Lalu bagaimana mereka melakukan ekskresi? Berikut hadis yang menjelaskan hal itu, Dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu anhuma, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, "Sesungguhnya penduduk surga, mereka makan dan minum di dalam surga, namun mereka tidak meludah, tidak kencing, tidak buang air besar, dan tidak mengeluarkan dahak."
 
Para sahabat bertanya: Lalu bagaimana nasib makanan di perut mereka? Jawab Nabi shallallahu alaihi wa sallam, "Menjadi serdawa, dan keringat yang berbau misk. Mereka diilhami selalu bertasbih dan bertahmid, sebagaimana kalian selalu bernafas." (HR. Muslim 2835).
 
Ahli surga melakukan ekskresi, membuang zat sisa makanan. Hanya saja sistem ekskresinya beda. Nutrisi yang mereka makan menguap dengan bau seperti minyak misk. "Mazhab Ahlus sunah dan seluruh kaum muslimin, bahwa penduduk surga juga makan, minum di dalam surga. Mereka mendapatkan kenikmatan berupa makan minum dan kenikmatan lainnya yang beraneka ragam. Kenikmatan yang abadi, tidak ada ujungnya dan tidak akan terputus selamanya." (Syarh Shahih Muslim, 17/173).


Editor : inilahkoran