Bahasa Daerah di Indonesia Terancam Punah

Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi menyebut saat ini Indonesia dihantui ancaman kepunahan bahasa daerah. Ancaman tersebut konon sangatlah besar.

Bahasa Daerah di Indonesia Terancam Punah
Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek), E. Aminudin Aziz mengatakan, Indonesia akan mendapatkan ancaman kepunahan bahasa daerah yang sangat besar.

INILAHKORAN,Jakarta- Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi menyebut saat ini Indonesia dihantui ancaman kepunahan bahasa daerah. Ancaman tersebut konon sangatlah besar.

Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek), E. Aminudin Aziz mengatakan, Indonesia akan mendapatkan ancaman kepunahan bahasa daerah yang sangat besar.

Hal tersebut dikatakan Aminudin Aziz berdasarkan pada hasil kajian yang dilakukan badan itu pada 2021, menunjukkan bahwa jumlah bahasa daerah yang rentan bertambah empat bahasa, mengalami kemunduran bertambah 14 bahasa, dan terancam punah bertambah tiga bahasa.

Baca Juga : Hadapi UEA Besok, Ini Permintaan Bima Sakti Pada Skuat Timnas U-17

"Artinya bahwa kita akan mendapatkan ancaman kepunahan bahasa daerah kita itu sangat besar. Oleh karena itu, kita perlu melakukan upaya,” kata Aminudin dalam webinar “Menjaga Bahasa Memuliakan Bangsa” secara virtual, Selasa, 4 Oktober 2022.

Aminudin menjelaskan sebelumnya pihaknya telah melakukan kajian pada 2019 yang menemukan terdapat 11 bahasa daerah yang punah. 

Pada kajian tahun 2019 itu pula disebutkan terdapat 27 bahasa daerah yang rentan, 29 bahasa daerah yang mengalami kemunduran, dan 26 bahasa daerah terancam punah.

Baca Juga : Duka di Kanjuruhan, Presiden Arema FC Siap Bertanggung Jawab

Sementara itu, bahasa daerah yang dikategorikan masih aman atau masih dipakai oleh semua orang dalam etnik berjumlah 18 bahasa serta yang mengalami kondisi kritis atau dituturkan hanya kelompok masyarakat berusia 40 tahun ke atas sebanyak delapan bahasa. 

Halaman :


Editor : Ghiok Riswoto