Banjir Pembeli, Pedagang di KBB Bisa Jual 30 hingga 40 Mainan Lato-lato Dalam Sehari

Siapa yang tak kenal dengan lato-lato, mainan jadul sederhana dengan dua bandul yang diikat tali tersebut kini tengah banyak diminati anak-anak.

Banjir Pembeli, Pedagang di KBB Bisa Jual 30 hingga 40 Mainan Lato-lato Dalam Sehari
INILAHKORAN, Ngamprah - Siapa yang tak kenal dengan lato-lato, mainan jadul sederhana dengan dua bandul yang diikat tali tersebut kini tengah banyak diminati anak-anak.
Tak hanya itu, mainan dengan bandul yang beragam warna tersebut juga sempat dimainkan Presiden Joko Widodo saat kunjungannya ke Bandung, Jawa Barat beberapa waktu lalu.
Alhasil, mainan lato-lato makin viral dan memberikan berkah bagi para pedagang mainan yang menjajakan mainan lato-lato lantaran banyak diburu pembeli.
Salah satunya seperti yang dirasakan Yayat (57), pedagang mainan di Padalarang, Kabupaten Bandung Barat (KBB) yang mengaku bisa menjual lato-lato sebanyak 40 buah setiap harinya.
"Dalam sehari saya bisa menjual lato-lato 30 hingga 40 buah," katanya kepada wartawan, Minggu 8 Januari 2023.
Ia menyebut, mainan lato-lato yang dijajakannya dijual dengan harga yang cukup bervariatif mulai dari Rp 10 ribu hingga Rp 15 ribu.
"Rata-rata yang laris lato-lato yang harganya Rp 10 ribuan," ucapnya.
Lebih lanjut ia menuturkan, dalam sebulan inu pun dirinya pun jarang berbelanja mainan lain lantaran kerap dibanjiri orderan mainan lato-lato.
"Sati bulan lebih saya belum belanja mainan lain, karena yang lagi ramenya lato-lato," imbuhnya.
Salah seorang pembeli, Riska (31) menuturkan, mainan lato-lato ini bisa jadi alternatif agar anak bisa mengurangi dampak kecanduan bermain gadget.
"Sekarang kan banyak anak yang gak bisa lepas dari gadget. Nah, dengan adanya mainan lato-lato ini bisa mengalihkan anak dati kecanduan gadget," ungkap ibu satu orang anak ini.
Meski begitu, tambah dia, orang tua tetap harus mengawasi saat anak-anak bermain lato-lato lantaran khawatir bisa mencederai anak mengingat mainan ini cukup keras dan berbahaya jika mengenai tangan atau membentur bagian tubuh lainnya.
"Pengawasan orang tua harus tetap dilakukan karena risikonya juga cukup berbahaya," pungkasnya.*** (agus satia negara)


Editor : Ahmad Sayuti