Belajar Mengolah Sampah dari Kampung Cibuntut

Wali Kota Bandung Oded M Danial meminta Ketua RW 07 Kampung Cibunut Herman Sukmana menjadi mentor bagi RW lain se-Kota Bandung soal pengelolaan lingkungan. Dia memuji sepak terjang Herman dalam menyelesaikan persoalan sampah di wilayahnya.

Belajar Mengolah Sampah dari Kampung Cibuntut

INILAH, Bandung - Wali Kota Bandung Oded M Danial meminta Ketua RW 07 Kampung Cibunut Herman Sukmana menjadi mentor bagi RW lain se-Kota Bandung soal pengelolaan lingkungan. Dia memuji sepak terjang Herman dalam menyelesaikan persoalan sampah di wilayahnya.

“Pak RW ini berhasil membangun karakter dan mindset warga, yang tadinya sulit untuk memilah sampah kini sudah dipilah masing-masing di rumah dan mereka masukkan ke dalam biopori. Contoh biopori yang sudah berhasil itu juga di RW 07 ini,” kata Oded.

Kampung Cibunut merupakan kampung eco-wisata yang menjadi percontohan dalam pengelolaan lingkungan di kawasan pemukiman padat penduduk. Wilayah yang asri dan dicat warna-warni menjadi ciri khas kampung ini sehingga terlihat cantik dan menarik untuk berswafoto.

Baca Juga : Viral, Sunda Empire di Bandung, Mirip Keraton Agung Sejagat

Setiap rumah di kampung ini sudah tidak lagi memproduksi sampah. Sampah anorganik telah disalurkan ke bank sampah. Sedangkan sampah organik dimasukkan ke dalam biopori sehingga menjadi pupuk yang bermanfaat.

“Sampah anorganik mereka sudah tidak buang lagi ke TPS. Mereka sudah selesaikan di rumah masing-masing. Mereka juga sudah mengelola sampah organik berbagai metode, ada biopori, bata terawang. Ini bagus,” ucapnya.

Dia juga meninjau bank sampah warga di ujung kawasan. Di sana, warga sedang memilah-milah sampah anorganik. Setiap kemasan plastik dipisahkan ke dalam bagian yang bisa dijual, didaur ulang, atau dimanfaatkan menjadi ecobrick. Kebetulan, Kamis adalah hari penimbangan sampah. Dalam sekali timbang, satu bank sampah bisa menerima sampah lebih dari 200 kg.

Baca Juga : Ini Penyebab Harga Cabai di Kota Bandung Tembus Rp100 Ribu

“Mereka juga memiliki manajemen pengelolaan lingkungan bernama Proklim, sudah dua tahun. Mereka atas dasar semangat dari RW, punya gagasan karena mereka hidup di tengah kota yang banyak polusi. Hampir setiap rumah pasti ada tanaman. Bahkan di gang menanam pohon yang bisa membuat teduh,” ujar dia.

Halaman :


Editor : Ghiok Riswoto