Berkah Pandemi, Agung Kini Rasakan Manisnya jadi Produsen Jamu

Ibarat sepotong lirik lagu lawas, tak selamanya mendung itu kelabu. Itulah yang dirasakan Agung Satriyo (40) saat pandemi berkepanjangan ini berlangsung hampir dua tahun lamanya.

Berkah Pandemi, Agung Kini Rasakan Manisnya jadi Produsen Jamu
istimewa

“Khusus untuk jamu latte ini, walaupun komposisinya dari bahan rempah namun rasanya lebih soft dan tidak berasa jamu. Itu karena ada krim nabati jadi lebih terasa seperti susu, jadi cocok buat pemula. Dengan produk jamu latte ini, kami pun berharap bisa menepis anggapan bahwa jamu itu kuno,” jelasnya.

Tak hanya itu, Jamu99 juga menerima pesanan sesuai permintaan seperti kunyit plus jahe, kunyit less sugar, dan jenis customized lainnya. Saat ini, dia mampu menjual 1.500 botol per bulan dengan kapasitas produksi 100 botol setiap hari.

Jamu99 memiliki kemasan 250 ml, 500 ml, dan 1.000 ml dengan harga yang relatif terjangkau. Minuman ready to drink dalam kemasan botol itu dibanderol mulai harga Rp12-45 ribu per botol. Lantaran produknya tidak menggunakan bahan pengawet, jamu buatannya hanya bertahan selama tujuh hari. 

Baca Juga : IHSG Landai, Saham Bank BJB Layak Dibeli

Terkait produksi, Agung mengandalkan tenaganya sendiri. Mulai dari belanja bahan rempah-rempah di pasar, proses pembersihan dan penimbangan bahan untuk formulasi meracik, menggiling dan meramu di panci, proses penyaringan, hingga pengemasan dia lakukan sendiri. Bahkan, berlanjut hingga pemasaran yang selama ini mengandalkan efek dari mulut-ke-mulut dan memanfaatkan media sosial

“Kalau pesanan lagi banyak, terkadang saya merekrut tenaga freelance untuk mencuci bersih bahan baku,” ujarnya seraya memperlihatkan ujung-ujung jarinya yang menguning akibat sering mengolah kunyit. (Doni Ramdhani)

Halaman :


Editor : Doni Ramdhani