Braga Bebas Parkir Masih Tahap Kajian

Wacana pengalihan area parkir di Jalan Braga panjang masih dalam kajian Unit Pelaksana Teknis (UPT) Parkir Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bandung. Kepala UPT Parkir Dishub Kota Bandung Nasrul Hasani mengatakan tengah menyiapkan berbagai antisipasi manakala kebijakan itu berlaku

Braga Bebas Parkir Masih Tahap Kajian

INILAH, Bandung - Wacana pengalihan area parkir di Jalan Braga panjang masih dalam kajian Unit Pelaksana Teknis (UPT) Parkir Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bandung. Kepala UPT Parkir Dishub Kota Bandung Nasrul Hasani mengatakan tengah menyiapkan berbagai antisipasi manakala kebijakan itu berlaku. “Kami masih mengkaji, survei, dan komunikasi agar dampak dari kebijakan itu bisa diantisipasi,” kata Nasrul.

Menurut Nasrul, bergulirnya wacana pengalihan parkir Jalan Braga panjang mencuat karena alasan lalu lintas dan optimalisasi wisata. Dengan dibebaskannya area parkir, lalu lintas kawasan wisata kota tua itu bisa lebih lancar sehingga kegiatan wisata yang menjadi fokus utama di sana menjadi lebih optimal.

Guna melaksanakan arahan pimpinan itu, dia dan timnya sedang mencari solusi agar kebijakan yang baik itu juga bisa diimplementasikan dengan sempurna. Sambung dia, setidaknya ada tiga hal krusial yang terdampak langsung proses pengalihan area parkir. “Pertama, kantung-kantung parkir limpahan dari Braga harus disiapkan. Kami masih berkomunikasi dengan para pemilik tempat usaha yang memiliki area parkir di dalam gedung untuk bisa menampung,” ucapnya.

Dalam kondisi normal, dalam sehari ada 430 kendaraan roda empat dan 190 kendaraan roda dua yang terparkir di area tersebut. Sementara itu, kantung parkir yang ada belum dapat memenuhi kapasitas untuk menampung jumlah itu.

Selain soal kapasitas, ia juga mempertimbangkan soal jarak dari titik parkir ke Jalan Braga. Jika terlalu jauh, dia khawatir warga akan keberatan. “Kami juga memperhatikan aspirasi para pemilik toko. Sebab menurut mereka, jika parkir ditiadakan akan berpengaruh terhadap omzet penjualan,” ujar dia.

Selain hal itu, pihaknya pun sudah menyurvei warga setempat. Berdasarkan kajian itu, 37 persen warga ingin tetap ada parkir. Sisanya mendukung Jalan Braga bebas parkir.Tetapi di sisi lain, 61 persen responden menyatakan parkir dibutuhkan untuk menghidupkan perniagaan di jalan braga.

“Selain itu, ada satu lagi yang menjadi pertimbangan kami soal pengalihan parkir ini, yaitu nasib para jukir (juru parkir). Kami harus memindahkan mereka ke titik lain. Itu juga tidak mudah dan sederhana persoalannya,” ucapnya.

Halaman :


Editor : Ghiok Riswoto