Cara Marah Bagi Suami-Istri Sesuai Tuntunan Islam

BAHTERA rumah tangga tidaklah semulus cerita Cinderella. Cinderella adalah dongeng di mana dua manusia sempurna tanpa cacat bersatu dalam mahligai rumah tangga. Kita bukan di negeri dongeng, kita adalah manusia yang hidup dikelilingi realitas dan idealitas.

Cara Marah Bagi Suami-Istri Sesuai Tuntunan Islam
Ilustrasi/Net

BAHTERA rumah tangga tidaklah semulus cerita Cinderella. Cinderella adalah dongeng di mana dua manusia sempurna tanpa cacat bersatu dalam mahligai rumah tangga. Kita bukan di negeri dongeng, kita adalah manusia yang hidup dikelilingi realitas dan idealitas.

Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, sahabat Umar, juga tidak steril dari konflik dengan pasangan. Tentunya konflik ini bukan ala sinetron yang berlebihan dan tidak berhikmah.

Antara kita dan pasangan, seringnya kita menginginkan pasangan bisa bersikap atau memiliki karakter yang sama dengan kita. Seperti dalam sebuah organisasi, misalkan kita yang memimpin, inginnya semua orang setuju dengan apa yang kita mau.

Baca Juga : Jalur Utama Bandung-Cianjur Kembali Dapat Dilalui

Hal ini tidaklah mungkin untuk menjadi kenyataan. Karena kita dan pasangan tumbuh dan berkembang dari lingkungan yang berbeda. masing-masing memiliki isi kepala, isi hati, dan sudut pandang sendiri dalam melihat sesuatu. Perbedaan ini yang mungkin suatu waktu menimbulkan konflik. Konflik yang menyebabkan satu pihak sangat marah dengan pihak lainnya.

Apabila kemarahan melanda, tentunya tidak disarankan untuk mengekspresikan dengan cara meledak-ledak di depan pasangan. Apalagi di depan anak-anak. Ada beberapa hal yang bisa dilakukan apabila amarah kita tersulut atas kesalahan pasangan.

Hal yang pertama dilakukan adalah ucapkan istighfar. Mohon ampun pada Allah. Istighfar akan meringankan hati kita.

Baca Juga : Pahala Orang yang Sabar tidak Terbatas

Selanjutnya, klarifikasi secara detail duduk permasalahan. Mungkin jika mengikuti nafsu, emosi akan meluap-luap. Tapi sebisa mungkin, tahan dulu. Bicara dalam keadaan emosi bisa memperburuk keadaan, karena terkadang kita ingin menumpahkan kekesalan, bahkan kekesalan yang telah lalu.

Halaman :


Editor : Bsafaat