Derap Langkah Pasti Usaha Pempek dari Cimahi

Sejak 2019, Irma Angela Soekma (42) bersama suami membangun usaha kuliner pempek JumboJet36 di Kota Militer. Dari bilangan Cimahi Selatan, produknya kini sudah terkenal luas. Bahkan, sejumlah pelanggan di luar negeri sempat memesan ulang kudapan khas Palembang tersebut.

Derap Langkah Pasti Usaha Pempek dari Cimahi
Irma Angle Soekma (42) tampak sibuk meracik usaha kuliner Pempek & Baso Ikan D'JumboJet36 di rumah produksinya, Cimahi Selatan, Kota Cimahi. (doni ramdhani)

Kini, jumlah produksi anjlok bahkan hanya sekali-dua kali dalam sepekan. Lantaran, mobilitas dilonggarkan berbanding terbalik dengan pesanan makanan secara online. Warga saat ini kembali ke perilaku semula yang mencari sendiri kebutuhan nutrisinya secara offline.

Untuk urusan produksi pempek andalannya, ikan laut segar menjadi prioritas. Meski harganya tak menentu, kebutuhan bahan utama itu tak lantas dikurangi demi menekan ongkos produksi. Sejauh ini, solusinya hanya memperkecil ukuran pempek yang dibuat.

“Memang banyak yang bilang, kalau ikannya mahal mendingan banyakin aja tapung tapiokanya. Tapi, saran itu saya buang mentah-mentah. Soalnya, saya itu jual pempek, bukan cireng,” sebut perempuan asal Bangka itu seraya tersenyum renyah.

Dia melanjutkan, dalam sekali produksi itu dia hanya mampu mengolah sebanyak 3 kg ikan laut tenggiri atau parang segar. Kenapa sedikit? Irma mengaku keterbatasan itu lantaran dia mengerjakannya seorang diri di dapur rumah yang berukuran mungil.

Tak hanya itu, urusan produksi itu pun kerap terkendala dengan fluktuasi bahan-bahan lain yang dibutuhkan. Sebut saja seperti telur, tapioka, dan cabai yang diperlukan untuk membuat cuko, saus cair pasangan saat makan pempek

Kapasitas pun tak bisa ditingkatkan lantaran penganan yang dihasilkan relatif cepat kedaluwarsa. Namun, dia tetap memperhitungkan memiliki stok agar tak mengecewakan pelanggan jika suatu saat memesan dalam jumlah banyak.


Editor : Doni Ramdhani