Dinas ESDM Jabar Gencarkan Sosialisasi Pemanfaatan Energi Bersih

Dalam rangka mendukung optimalisasi energi bersih melalui Energi Baru Terbarukan (EBT), Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Barat menggencarkan sosialisasi akan konservasi energi.

Dinas ESDM Jabar Gencarkan Sosialisasi Pemanfaatan Energi Bersih
Kepala Dinas ESDM Jabar Ai Saadiyah Dwidaningsih

INILAHKORAN, Bandung – Dalam rangka mendukung optimalisasi energi bersih melalui Energi Baru Terbarukan (EBT), Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Barat menggencarkan sosialisasi akan konservasi energi.

Kepala Dinas ESDM Jabar Ai Saadiyah Dwidaningsih mengatakan, menyikapi kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) berbasis fosil, dibutuhkan alternatif subtitusi yang tanpa batas. Salah satunya adalah pemanfaatan EBT, contohnya melalui Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) atap dalam memenuhi kebutuhan energi.

Tentunya ini harus sejalan dengan kesadaran masyarakat, lewat peralihan penggunaan kendaraan yang berbahan bakar fosil ke kendaraan listrik. Terlebih secara jangka panjang, perubahan tersebut dinilainya lebih ekonomis dibandingkan dengan konvensional yang ada pada saat ini.

Baca Juga : Optimalisasi EBT, Dinas ESDM Jabar Akan Bangun PLTS Atap di 14 Sekolah SMA dan SMK

“Pada 2022 ini kita juga melakukan sosialisasi terkait konservasi energi. Sifatnya FGD (focus group discussion) dan  sudah kita lakukan tiga kali dari empat. Tinggal sekali lagi. Ini mudah-mudahan segera akan kita agendakan dan isunya kaitan dengan dampak kenaikan BBM, dari sisi masyarakat mengantisipasi dan diarahkan pada penghematan energi, serta subtitusi yang bisa dilakukan,” ujarnya kepada INILAHKORAN, Jumat (16/9/2022).

“Kita juga sudah mengeluarkan surat edaran dari gubernur untuk pemanfaatan PLTS atap untuk kabupaten dan kota. Ini sudah kita sosialisasikan juga. Tujuannya supaya renewable energi ini bisa dilakukan bersama. Mindset harus diubah, dengan kebutuhan hidup yang lebih bersih melalui pengembangan ekosistem dan implementasi kendaraan listrik,” tambahnya.

Guna meyakinkan masyarakat untuk beralih ke kendaraan listrik, Pemprov kata Ai akan memulai mengaplikasikannya. Sehingga seiring berjalannya waktu, transisi pemanfaatan transportasi berbasis listrik dapat membudaya di Jawa Barat dan komitmen terhadap penurunan emisi karbon tercapai.

“Terkait perkembangan kendaraan listrik ini, seperti ayam dan telor. Mana yang duluan. Saat ini masyarakat masih ragu untuk beli, karena memikirkan nanti charge-nya dimana. Kalau mogok di jalan bagaimana, maka dari itu Pemprov siap memulai untuk membuktikan bahwa ini bisa dijalankan. Seiring berjalannya waktu akan menjadi kebiasaan dan kebutuhan-kebutuhan lain seperti SPKLU (Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum) dengan sendirinya akan ada,” terangnya. (Yuliantono)


Editor : Ahmad Sayuti