Dini Handayani, Asah Keterampilan Agribisnis Anak Berkebutuhan Khusus di SLBN Surade

Dini Handayani seorang Kepala Sekolah di lingkungan Cabang Dinas Pendidikan (Cadisdik) Wilayah VI Jawa Barat, mempunyai perhatian lebih terhadap pendidikan anak berkebutuhan khusus.

Dini Handayani, Asah Keterampilan Agribisnis Anak Berkebutuhan Khusus di SLBN Surade

Mengingat SDM guru di bidang pertanian belum ada, pihaknya bekerjasama dengan Dinas Pertanian untuk memberikan penyuluhan kepada semua guru. Begitupun dengan sarana prasarana sekolah yang belum ada, pihaknya juga memutar otak bagaimana lahan yang sudah ada bisa dijadikan sebagai sarana untuk mendukung program tersebut. Akhirnya, setengah lapangan SLBN Surade dijadikan lahan perkebunan.

"SDM tidak ada saya kerjasama dengan Dinas Pertanian, yaitu untuk memberikan penyuluhan ke semua guru. itu bulan pertama di Surade, makannya cepet. Sarana sekolah Surade luas 6000 meter, lapangannya juga luas, akhirnya saya potong dijadikan lapang, sepotong jadi kebon. Ukurannya sekitar 20x 15 meter. Lahan ada dan guru sudah siap," jelasnya.

Baca Juga : Membanggakan, Simulator SMKN 6 Kota Bandung Berhasil Tembus Pasar Vietnam

Selanjutnya, untuk kurikulum sendiri pihaknya belajar ke SMKN 1 Cibadak. Respon dan dukungan dari SMKN 1 Cibadak pun sangat baik, bahkan mempersilahkan siswa-siswi SLBN Surade untuk melakukan ujian kompetensi di SMKN 1 Cibadak.

"Saya belajar di SMKN 1 Cibadak, di sana mengajari saya tentang pertanian. Sudah saja gunakan kurikulum SMK nanti ujiannya bisa ikut ke kita (SMKN 1 Cibadak), ujian kompetensi di SMK oleh lembaga sertifikasi profesinya. Sehingga lulusan SLBN Surade itu akan mendapat sertifikat," tutur Dini.

Dari berbagai pengalaman dan pembelajaran yang didapatkannya untuk membentuk program vokasional, akhirnya tercetuslah jurusan pertanian di SLBN Surade dengan dua jurusan yaitu Agribisnis Tanaman Pangan dan Holtikultura dan Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian.

Baca Juga : Merespons Gempa Cianjur, Pemprov Jabar Langung Menerjunkan Tim Reaksi Cepat

"Akhirnya dibentuk yang nyambung dari hulu sampai hilir, dari ditanam sampai diolah dan dipasarkan. Dua jurusan itu nyambung, dari nanam, diolah dan dipasarkan. Kita tanam cabai agar mengasilkan produk sambal, izin edar dan izin halalnya sudah. Nama produknya Sambo (Sambal Botolan)," tegasnya.


Editor : Ghiok Riswoto