Doa Lintas Agama, Ridwan Kamil Doakan Masyarakat Dilindungi dari COVID-19

Pemda Provinsi Jawa Barat menggelar acara doa bersama lintas agama untuk kesehatan dan keselamatan masyarakat. Acara doa bersama tersebut diselenggarakan secara virtual dari Gedung Pakuan Bandung, Selasa (13/7/2021).

Doa Lintas Agama, Ridwan Kamil Doakan Masyarakat Dilindungi dari COVID-19
foto: Humas Pemprov Jabar

"Oleh karena itu kita titip kita kirimkan doa kita kepada 70.000 pasien-pasien yang sedang merawat diri di rumah-rumah kita haturkan doa kita menembus langit untuk menguatkan hati dan mental kepada perawat tenaga kesehatan dan pahlawan-pahlawan yang hari ini jam ini menit sedang bergerak untuk menyelamatkan nyawa  manusia," kata Ridwan Kamil.

Meskipun begitu, Pemda Provinsi Jawa Barat juga melakukan beberapa upaya untuk membantu pasien yang menjalani isolasi mandiri. Misalnya dengan menyediakan layanan telekonsultasi dan obat gratis yang diberikan kepada masyarakat yang sedang isolasi mandiri. 

Selain itu, pemerintah Provinsi Jawa Barat juga melakukan beberapa upaya untuk menjaga ketersediaan oksigen. Misalnya dengan bekerja sama bersama beberapa pihak untuk penyediaan tabung oksigen. 

"Kita juga sudah memulai mengendalikan kelangkaan oksigen akan dibagikan ke rumah sakit-rumah sakit puskesmas kita dapatkan dari Pulau Sumatera sampai Kalimantan dari Pulau Sulawesi sampai Singapura kita upayakan demi keselamatan jiwa rakyat yang kita cintai," kata Kang Emil. 

Selain itu, pemerintah juga terus menggencarkan vaksinasi kepada masyarakat. Memang vaksinasi tidak membuat masyarakat kebal dari COVID-19, namun vaksin bisa melindungi dari gejala-gejala berat.

Apalagi, menurut Ridwan Kamil pasien sebagian besar pasien COVID-19  yang meninggal di Jabar terdata belum mendapatkan vaksin. Oleh karena itu Ridwan Kamil mengajak kepada pemuka agama untuk mengajak jamaahnya untuk berlomba-lomba divaksin.

"Vaksinasi akan terus kita lakukan, karena vaksinasi penting ibaratnya vaksinasi pasti Kenapa sudah divaksin masih bisa terkena COVID-19, karena vaksin ini pada dasarnya tidak bisa melindungi 100 persen tapi memaksimalkan  perlindungan. Ibarat pakai payung masih kecipratan air hujan yapi tidak basah kuyup, dengan vaksin mungkin kita masih bisa kena COVID tapi cepat sembuhnya dibandingkan tidak divaksin," kata Kang Emil. 


Editor : JakaPermana