Guru di Sukajaya Pertanyakan Tunjuangan Khusus dari Mendikbud

Kegiatan belajar mengajar di Kecamatan Sukajaya belum berlangsung efektif. Gara-garanya, kerusakan bangunan sekolah, rumah, hingga jalan karena bencana alam banjir bandang dan longsor, beberapa waktu lalu.

Guru di Sukajaya Pertanyakan Tunjuangan Khusus dari Mendikbud
Foto: Reza Zurifwan

INILAH, Bogor- Kegiatan belajar mengajar di Kecamatan Sukajaya belum berlangsung efektif. Gara-garanya, kerusakan bangunan sekolah, rumah, hingga jalan karena bencana alam banjir bandang dan longsor, beberapa waktu lalu.

Para murid mengikuti orang tuanya mengungsi terpisah ke lokasi desa lainnya, atau jauh dari lokasi sekolah dimana mereka biasa belajar. Bahkan, ada yang mengungsi keluar Kecamatan Sukajaya. Para guru pun terpaksa membagi tugas dalam kegiatan mengajar.

"Murid SDN Banar 02 yang rumahnya mengalami kerusakan ada yang mengungsi di Kampung Kebon Kelapa  Desa Harkat, SDN 01 Cigudeg dan salah satu SDN di Kecamatan Nanggung, hingga kegiatan belajat mengajar tidak efektif," Abdul Mukhtarudin kepada wartawan, Selasa (4/2).

Dia menerangkan setiap guru dibagi tugas mengajar di pengungsian, mereka tidak hanya mengajar sesuai kelasnya tetapi diwajibkan mengajar siswa kelas lain yang memang siswa SDN Banar 02.

"Setiap guru mendapatkan pembagian tugas mengajar di pengungsian dengan ragam kelas karena keteebatasan personil guru yang hanya 7 orang untuk mengajar lebih dari 10 rombongan belajar," terangnya.

Akibat harus mengajar di pengungsian, biaya operasional para guru pun meningkat, para guru berharap tunjangan khusus kepada guru terdampak bencana yang dijanjikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim segera dicairkan.

"Saya membaca di koran bahwa guru di lokasi terdampak bencana alam mendapatkan tunjangan khusus selama tiga bulan dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim, kami berharap tunjangan khusus tersebut bisa segera cair," ucap Alfi guru kelas III SDN Banar 02.

Halaman :


Editor : Bsafaat