Ikan Dewa Rp1,5 Juta per Kg, Makanannya Raja dan Bangsawan

Ikan dewa atau yang memiliki nama lain ikan torosoro, soro, ihan batak, salmon jawa, gariang dan lainnya ini terbilang istimewa karena hingga harga jualnya bisa mencapai Rp 1,5 juta perkilogram.

Ikan Dewa Rp1,5 Juta per Kg, Makanannya Raja dan Bangsawan
Foto: Reza Zurifwan

INILAH, Cijeruk - Ikan dewa atau yang memiliki nama lain ikan torosoro, soro, ihan batak, salmon jawa, gariang dan lainnya ini terbilang istimewa karena hingga harga jualnya bisa mencapai Rp 1,5 juta perkilogram.

Istimewanya ikan ini bukan hanya karena  nilai kandungan gizinya yang baik seperti halnya ikan salmon dan bisa mempercepat kesembuhan orang yang habis mengalami operasi patah tulang. Tetapi juga, ikan ini dahulu adalah makanan raja dan para bangsawan.

"Ikan dewa yang kaya akan kandungan gizi dan bisa mempercepat kesembuhan, dahulu kalau masyarakat biasa tidak boleh makan ikan dewa ini karena merupakan makanan raja dan para bangsawan, di Bogor sendiri dia acara seten tahun ikan ini adalah persembahan rakyat untuk raja saat itu," ucap Otong Zenal Arifin selaku peneliti di Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar kepada wartawan, Rabu (26/2).

Baca Juga : PKL Lawang Saketeng Ngadu ke DPRD, Minta Penertiban Diundur

Pria asli Kabupaten Ciamis ini menambahkan untuk menjaga populasi ikan dewa, para raja pun membuat peraturan dan larangan mengambil ikan dewa tanpa izin.

"Ikan dewa ini ada dalam relief di Candi Borobudur, Kota Magelang, Provinsi Jawa Tengah bahwa rakyat biasa yang sembarangan mengambil ikan dewa akan dimasak dalam kuali hingga Mark Webber sang pemberi nama menamakan ikan ini Tor Soro karena maksud dari soro itu ya sengsoro. Selain itu di Sungai Citatih, Sukabumi ada sumpah raja bahwa barang siapa yang memakan ikan dewa akan sengsara dan di Sumatera Barat yang memakan ikan ini akan mengalami kembung perutnya. Mungkin para raja tau bahwa selain bergizi, ikan dewa yang usianya bisa mencapai 50 tahun ini masa reproduksinya terbatas dan hanya hidup di air deras dan bersih,: tambahnya

Otong sapaan akrabnya menuturkan walaupun harganya sangat tinggi, ikan dewa tidak banyak di ekspor ke luar negeri karena populasi ikan ini menurun jumlahnya hingga Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar melakukan pelatihan budidaya dan melepas bibit ikan dewa ke sungai - sungai.

Baca Juga : Sawah di Kabupaten Bogor Hilang 1.000 Hektare, Ini Keuntungan Buat Petani 

"Orang Malaysia berani membeli ikan dewa ini dengan harga Rp 1,5 juta tetapu kuota ekspor kita ke sana juga tidak bisa banyak karena populasi ikan dewa ini masih terbatas, agar ikan ini bertambah jumlahnya kami pun melakukan pelatihan budidaya dan melepas bibitnya ke Sungai Ciliwung, Cisadane dan lainnya," papar Otong.

Halaman :


Editor : Bsafaat