Ini Penyebab Sulit Salat Tahajud (1)

Ibrahim bin Adam pernah didatangi oleh seseorang untuk meminta nasehat agar ia bisa mengerjakan shalat malam atau tahajud. Beliau kemudian berkata kepadanya:

Ini Penyebab Sulit Salat Tahajud (1)
ilustrasi/net

Ibrahim bin Adam pernah didatangi oleh seseorang untuk meminta nasehat agar ia bisa mengerjakan shalat malam atau tahajud. Beliau kemudian berkata kepadanya:

"Janganlah engkau bermaksiat kepada Allah Azza wa Jalla di siang hari, niscaya Allah akan membangunkanmu untuk bermunajat di hadapan-Nya malam hari. Sebab munajatmu di hadapan-Nya di malam hari merupakan kemuliaan yang paling besar, sedangkan orang yang bermaksiat tidak berhak mendapatkan kemuliaan itu."

Sementara Fudhail bin 'Iyadh berkata, "Jika engkau tidak mampu menunaikan shalat malam dan puasa di siang hari, maka ketahuilah bahwa engkau sebenarnya sedang dalam keadaan terhalang, karena dosa-dosamu begitu banyak."

Baca Juga : Salat Dhuha, Upaya Membuka Gerbang Rejeki

Seseorang datang kepada Imam Ghazali untuk menanyakan kepada beliau mengenai sesuatu yang menyebabkannya tidak bisa bangun malam untuk mengerjakan shalat. Beliau menjawab, "Dosa-dosamu telah membelenggumu."

Al-Hasan berkata, "Tidaklah seseorang meninggalkan shalat malam kecuali karena dosa yang dilakukannya. Oleh karena itu, periksalah diri kalian setiap malam ketika matahari terbenam, kemudian bertaubatlah kepada Rabb kalian, agar kalian bisa mengerjakan shalat malam."

Dalam kesempatan lain, beliau menjelaskan, "Di antara pertanda seseorang itu tenggelam dalam dosa adalah bahwa dadanya tidak pernah lapang untuk bisa mengerjakan puasa di siang hari dan mengerjakan shalat sunnah di malam hari."

Baca Juga : Salat Duha Berjemaah Mengapa tidak?

Sofyan Ats-Tsauri berkata, "Aku pernah terhalang (tidak bisa bangun) untuk mengerjakan shalat malam selama lima bulan disebabkan satu dosa yang telah aku lakukan." Ditanyakanlah kepada beliau, "Dosa apakah itu? "Beliau menjawab, "Aku melihat seorang laki-laki yang menangis, lalu aku katakan di dalam hatiku bahwa itu dilakukannya sebagai bentuk kepura-puraan saja." [mozaik.inilah.com]


Editor : Bsafaat