IPB University Bahas Energi Terbarukan Ramah Lingkungan, Berkolaborasi Dengan Perwakilan Peneliti Internasional

Institut Pertanian Bogor (IPB) University berkolaborasi dengan perwakilan peneliti internasional membahas bioenergi dan biomassa untuk menopang kebutuhan energi terbarukan dan ramah lingkungan di masa depan. 

IPB University Bahas Energi Terbarukan Ramah Lingkungan, Berkolaborasi Dengan Perwakilan Peneliti Internasional

INILAHKORAN, Bogor - Institut Pertanian Bogor (IPB) University berkolaborasi dengan perwakilan peneliti internasional membahas bioenergi dan biomassa untuk menopang kebutuhan energi terbarukan dan ramah lingkungan di masa depan. 

Ketua panitia konferensi international biomass and bioenergy (ICBB) 2023 IPB Dr Meika Syahbana Rusli mengatakan, perwakilan IPB dan internasional mendiskusikan perkembangan teknologi dalam bioenergi sebagai salah satu solusi ketahanan energi kedepan. 

"Selain itu, sebagai transisi energi fosil yang lebih ramah lingkungan. Diseluruh dunia, termasuk Indonesia sedang menjalani transisi energi fosil yang tidak terbarukan menjadi energi yang ramah lingkungan dan sekaligus bioekonomi, karena melalui pengembangan bioenergi itu bioekonomi tumbuh sekaligus," tutur Dr Meika, di IPB ICC pada Selasa (8/8/2023) sore.

Baca Juga : Kontraktor Proyek Underpass Stasiun Batutulis Sebar Sembako ke Warga Terdampak Pembangunan 

Meika membeberkan, pada ke-8 kali kegiatan ICBB ini sebagian besar dihadiri perwakilan peneliti dari Indonesia dan sebagian lain dari delapan perwakilan peneliti negera Jepang, Filipina, Australia, Amerika dan lain-lain, total ada sembilan negara. 

"Konferensi ini mengangkat teknologi bioenergi dan bimassa sebagai tema utama. Berbagai riset yang sudah dilakukan tentang tema tersebut dipresentasikan pada berbagai sesi diskusi pararel ini," bebernya.

Meika menjelaskan, pada kesempatan itu, IPB mempresentasikan porsi besar biodisel yang sudah menjadi program pemerintah dari bahan baku kelapa sawit. Pada potensi ini, IPB mengambil peran mengembangkan bioaditif untuk membantu penggunaan biodisel. Karena biodisel ketika dicampurkan dengan disel solar dari fosil ada timbul masalah-masalah teknis. 

Baca Juga : Sebanyak 40 Pengawas Mabes TNi AL Study Lapangan ke Pemkab Bogor

"Nah kami, di SBRC IPB adalah mengembangkan bioaditif yang bisa menyelesaikan masalah-masalah teknis penggunaan biodisel tersebut. Oleh karenanya, mengingat rencana pemerintah akan terus menaikan porsi campuran biodisel di dalam bahan bakar darii B35 menjadi B40 sampai B50. Maka potensi masalah semakin besar dan ada solusi dengan bioaditif," jelasnya.

Halaman :


Editor : JakaPermana