Kasih Sayang Bagi Sang Yatim

DIKISAHKAH seorang pria bernama Emir Hamid, saat bulan Ramadan baru saja tiba, hendak pergi menuju masjid. Emir Hamid melihat ada seorang anak peminta-minta di dekat pintu masjid yang ditujunya. Mereka yang melewati bocah tersebut pun terdorong untuk melemparkan koin ke arahnya. Pun dengan Emir Hamid yang terdorong untuk melakukan hal serupa.

Kasih Sayang Bagi Sang Yatim
Ilustrasi/Net

DIKISAHKAH seorang pria bernama Emir Hamid, saat bulan Ramadan baru saja tiba, hendak pergi menuju masjid. Emir Hamid melihat ada seorang anak peminta-minta di dekat pintu masjid yang ditujunya. Mereka yang melewati bocah tersebut pun terdorong untuk melemparkan koin ke arahnya. Pun dengan Emir Hamid yang terdorong untuk melakukan hal serupa.

Namun, pria tersebut mengurungkan niatnya. Emir Hamid memperhatikan bocah malang tersebut tengah terisak meski wadah miliknya penuh oleh kepingan uang. Karena penasaran, ia bertanya, "Mengapa kamu menangis, Nak?"

Bocah di depannya tersebut mendongak. "Wadah ini memang penuh dan aku bisa membeli makanan apapun. Tapi tetap saja tidak ada yang bisa memenuhi rasa laparku akan kasih sayang sepasang orangtua. Ayahku telah meninggal sejak aku masih dalam kandungan. Sementara ibuku baru saja berpulang karena sakit yang dideritanya," jawab bocah tersebut dengan terbata dan gemetar karena tangis.

Baca Juga : Istri, Jadilah Tempat Pereda Gejolak Hati Suami

"Anak-anak itu pergi ke masjid dengan ayah mereka dan menyiapkan hidangan berbuka dengan ibu mereka. Sementara aku hanya bisa seorang diri," lanjutnya masih sambil terisak.

Melihat itu Emir Hamid begitu terenyuh dan langsung mengingat Rasulullah Saw yang selalu menyayangi anak-anak yatim. Akhirnya pria tersebut menunda untuk pergi ke masjid, dan justru pulang dengan membawa sang yatim. "Sekarang kau jangan bersedih lagi, Nak. Mulai sekarang aku akan menjadi ayahmu. Istriku akan menjadi ibumu. Dan dua putraku akan menjadi adikmu. Kau senang?"

Bocah itu mengangguk dengan binar bahagia di matanya. "Akhlakmu sungguh mulia. Mulai hari ini aku akan memanggilmu ayah. Semoga aku bisa berkumpul denganmu di surga."

Baca Juga : Karena Cantik Bukan Sekadar Apa yang Kita Pakai

Kedatangan Emir Hamid dan sang yatim pun disambut hangat oleh istri dan keluarganya di rumah. Pria tersebut memandikan sang yatim dan memberinya pakaian yang bagus. Sementara istrinya dengan suka cita menyuapinya. Pun dengan dua putranya yang begitu ceria mengajak sang yatim bermain. Masya Allah.

Halaman :


Editor : Bsafaat