Kasus DBD di Jabar Meningkat, Kota Bandung Tertinggi 

Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Jawa Barat (Jabar) mengalami peningkatan dari 24.192 kasus di bulan Agustus,  meningkat menjadi 27.010 kasus pada bulan September ini

Kasus DBD di Jabar Meningkat, Kota Bandung Tertinggi 
Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Jawa Barat (Jabar) mengalami peningkatan dari 24.192 kasus di bulan Agustus,  meningkat menjadi 27.010 kasus pada bulan September ini./ilustrasi
INILAHKORAN, Bandung-Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Jawa Barat (Jabar) mengalami peningkatan dari 24.192 kasus di bulan Agustus,  meningkat menjadi 27.010 kasus pada bulan September ini
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Jabar, Ryan Bayusantika Ristandi mengatakan peningkatan tersebut terjadi berdasarkan data terbaru yang dihimpun dari 27 kota kabupaten. Di mana daerah dengan kasus tertinggi terjadi di Kota Bandung.
"Dinkes Jabar juga mencatat peringkat tertinggi berada di wilayah Kota Bandung dengan angka 4.196 kasus," ujar Ryan, Selasa (13/9/2022). 
Selain di Kota Bandung, dia mengatakan, sejumlah daerah pun mengalami peningkatan. Ryan mengungkapkan, wilayah Kabupaten Bandung dan Kota Bekasi menjadi daerah yang juga mengalami peningkatan kasus DBD
"Kabupaten Bandung 2.777 kasus, Kota Bekasi 2.059 kasus, Sumedang 1.647 kasus. Sementara untuk Kota dengan Kematian tertinggi yaitu Kabupaten Bandung 37 kematian, Kota Tasikmalaya 23 kematian, Kabupaten Sumedang 15 kematian," katanya.
Adapun, pada Agustus 2022, Dinkes Jabar mencatat hingga di minggu kedua bulan tersebut untuk kasus DBD di Jabar telah menyentuh di angka 24.192. Kota Bandung masih menjadi kota yang paling banyak laporan kasus DBD
"Kota Bandung yaitu 3.936 dengan kasus kematian sebanyak 37, yang ke dua itu ada di Kabupaten Bandung dengan angka kematian 37 dari 2.277 kasus," ungkapnya. 
Menurut Ryan, pihaknya memprediksi kasus DBD akan terus mengalami peningkatan. Mengingat saat ini dalam kondisi penghujan dan masyarakat abai terhadap kebersihan di lingkungan rumahnya. 
"Kemungkinan tetap ada (penambahan jumlah kasus DBD). Terutama bila masih ada yang lalai tidak waspada terhadap adanya sarang nyamuk seperti tidak memperhatikan kebersihan situasi tempat tinggal atau tempat beraktifitas," katanya
Ryan meminta, masyarakat harus tetap waspada dan jangan mengabaikan kebersihan di lingkungan rumah. Menurutnya, genangan air di beberapa medianyang ada di rumah harus segera dikuras. 
"Jadi untuk langka kesiapsiagaan itu dimulai dengan gerakan satu rumah satu jumantik (Girij) dengan melibatkan segenap anggota keluarga untuk berperan sebagai juru pemantau jentik (Jumantik) di rumah masing-masing," katanya. (riantonurdiansyah)***


Editor : JakaPermana