Kata Waketum Golkar Soal Pertemuan KIB, Masih Belum Putuskan Capres

Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Golkar Firman Soebagyo mengatakan pertemuan anggota Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) pada Kamis (27/4) malam belum memutuskan secara resmi figur calon presiden (capres) yang akan didukung koalisi tersebut di Pilpres 2024.

Kata Waketum Golkar Soal Pertemuan KIB, Masih Belum Putuskan Capres
Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Golkar Firman Soebagyo mengatakan pertemuan anggota Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) pada Kamis (27/4) malam belum memutuskan secara resmi figur calon presiden (capres) yang akan didukung koalisi tersebut di Pilpres 2024./antarafoto

INILAHKORAN, Bandung-Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Golkar Firman Soebagyo mengatakan pertemuan anggota Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) pada Kamis (27/4) malam belum memutuskan secara resmi figur calon presiden (capres) yang akan didukung koalisi tersebut di Pilpres 2024.

"Capres KIB belum diputuskannya walaupun Golkar telah memutuskan Airlangga sebagai capres melalui musyawarah nasional dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) mencalonkan (Gubernur Jawa Tengah) Ganjar Pranowo sebagai capres," kata Firman, dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat.

Ia mengatakan KIB akan menggelar pertemuan lanjutan untuk membahas lebih lanjut mengenai sosok capres yang mereka dukung.

Baca Juga : Kemenag dan PT Garuda Indonesia Tandatangani Kontrak Kerjasama Angkutan Jemaah Haji

Menurut Firman, belum adanya capres dari KIB merupakan wujud komitmen dan keseriusan koalisi itu dalam mengusung capres-cawapres. KIB, kata dia, berkomitmen berhati-hati karena mereka harus mendukung orang yang tepat untuk memimpin Indonesia dalam lima tahun ke depan.

Firman mengatakan pula capres-cawapres yang didukung KIB kelak tidak hanya ditentukan oleh faktor popularitas, tetapi juga harus memperhatikan dan mempertimbangkan faktor rekam jejak, kapasitas, kapabilitas, dan integritas.

Firman berpandangan pertimbangan terkait rekam jejak, kapasitas, kapabilitas, dan integritas itu lebih bernilai penting dari popularitas karena popularitas seseorang bisa dibentuk serta dibangun oleh lembaga-lembaga survei dan konsultan politik.

Baca Juga : Soal Pemberhentian Tiga Petugas Avsec, Fiki Satari : Tidak Ada Istilah Pemecatan dan Secara Wewenang Tidak Memungkinkan

"Oleh karena itu, menentukan capres cawapres harus lebih mengedepankan rekam jejak daripada popularitas seseorang," kata dia.

Halaman :


Editor : JakaPermana