Kiat Jitu Ketika jadi Sandwich Generation

Pandemi membuat semuanya cepat berubah. Banyak anak-anak yang ditinggalkan orangtuanya karena terinfeksi covid-19 dan kemudian meninggal dunia.

Kiat Jitu Ketika jadi Sandwich Generation
istimewa

INILAH, Bandung-Pandemi membuat semuanya cepat berubah. Banyak anak-anak yang ditinggalkan orangtuanya karena terinfeksi covid-19 dan kemudian meninggal dunia.

Hal ini membuat istilah sandwich generation kembali banyak diperbincangkan. Lantas apa itu sandwich generation?

Istilah sandwich generation bukan hal baru, bahkan sudah dikenal sejak 1981 oleh Dorothy Miller seorang profesor dan dosen dari Universitas Kentucky, Amerika Serikat.

Contohnya di Indonesia, menurut laporan Indonesia Millennial Report 2020 dan Data LIPI (Pusat Penelitian Kependudukan) menyimpulkan bahwa populasi milenial di tanah air adalah sebesar 63,5 juta jiwa dan hampir 68 persen di antaranya mengalami penurunan penghasilan sejak pandemi berlangsung.

Efek pandemi telah menyebabkan sekitar 25 persen populasi milenial harus menjual aset untuk bertahan hidup dan bertanggung jawab atas kesejahteraan antar anggota keluarga dalam lintas generasi, atau sederhananya terhimpit beban sandwich.

Steffano Ridwan, Direktur, Community Financial Services, Maybank Indonesia mengatakan, pandemi berkepanjangan menuntut masyarakat untuk dapat beradaptasi dengan cermat dalam mengelola keuangan untuk memenuhi kebutuhan esensial yang kritis.

"Kiat perencanaan dan pengelolaan keuangan individu pun harus disesuaikan dengan kondisi yang sedang dihadapi terlebih bagi generasi sandwich milenial yang juga memikul tanggung jawab finansial lintas generasi. Semangat dan disiplin untuk menciptakan tujuan kemerdekaan finansial harus tetap menjadi komitmen dan faktor terpenting dari nasabah," kata Steffano Ridwan, Jakarta, Rabu, (25/08/2021).

Baca Juga : Kemenpora Dorong Pemuda Berwirausaha Ciptakan Lapangan Kerja Baru

Dilihat dari sudut pandang finansial, hari kemerdekaan Republik Indonesia ke-76 yang baru saja diperingati masyarakat Indonesia di berbagai penjuru dunia, erat kaitannya dengan kemerdekaan finansial yang dimaknai sebagai kebebasan dari belenggu kecemasan akan ketidak-siapan, serta ketidak-pastian keuangan.
 
Otoritas Jasa Keuangan (OJK)  menjelaskan kriteria seseorang yang sudah merdeka secara finansial adalah mereka yang sudah merasa aman dan tidak cemas akan masa depan berkat investasi dan tabungan yang telah dipersiapkannya misalnya ketersediaan dana darurat, pendidikan anak, dan untuk menikmati masa pensiun kelak.
 
Namun demikian di kalangan masyarakat khususnya generasi milenial kerap terjepit dalam siklus sandwich generation, yaitu dimana seseorang harus bisa mencukupi kebutuhan ekonomi dan memikul tanggung jawab finansial secara lintas generasi, biasanya mulai dari generasi pendahulu (orang tua) yang terus berlaku hingga generasi penerus (anak-anak).
 
Berikut adalah kiat jitu bagi individu untuk menggapai cita-cita kemerdekaan finansial yaitu:

 
1. Evaluasi kondisi keuangan

Evaluasi dengan cermat cash flow dan kondisi keuangan sebagai langkah awal untuk mengukur taraf kesejahteraan, kebijakan dalam mengelola keuangan, dan mulai menentukan porsi dana yang wajib ditabung atau diinvestasikan guna mencapai kemerdekaan finansial di kemudian hari.
 
2. Seimbangkan keuangan dan persiapkan dana darurat untuk keperluan mendesak

Belajar dari pandemi, persiapkan dana darurat untuk skenario musibah atau malapetaka dalam rekening terpisah. Ada pun rumus umum yang dipergunakan oleh financial planner ternama, yaitu nilai tabungan haruslah minimal enam kali jumlah pengeluaran bulanan. (inilah.com)


Editor : JakaPermana