Kisah Aria Naizar, Anak Asal Tasikmalaya yang Terpaksa Berhenti Sekolah Demi Merawat Ibunya

Aria Naizar (12) anak asal Kampung Mekarsari, Desa Mangunjaya, Kabupaten Tasikmalaya yang viral karena terpaksa berhenti sekolah demi merawat ibunya yang sakit mendapat perhatian khusus dari Pemprov Jabar.

Kisah Aria Naizar, Anak Asal Tasikmalaya yang Terpaksa Berhenti Sekolah Demi Merawat Ibunya
Plh Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum saat mengunjungi Aria Naizar di rumahnya, Kampung Mekarsari, Desa Mangunjaya, Kabupaten Tasikmalaya, Selasa 25 Juli 2023. Aria Naizar viral karena terpaksa berhenti sekolah demi merawat ibunya yang sakit.

INILAHKORAN,Tasikmalaya,-Aria Naizar (12) anak asal Kampung Mekarsari, Desa Mangunjaya, Kabupaten Tasikmalaya yang viral karena terpaksa berhenti sekolah demi merawat ibunya yang sakit mendapat perhatian khusus dari Pemprov Jabar.

Pelaksana Harian (Plh) Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum bahkan menyambangi Aria Naizar pada Selasa, 25 Juli 2023. Kehadiran Uu Ruzhanul tak lain untuk memberikan bantuan sekaligus memastikan bahwa Aria telah kembali bersekolah.
 
Aria Naizar Syaputra viral karena berjualan tahu bulat keliling dengan berjalan kaki berkilo- kilo hingga memutuskan berhenti sekolah demi membiayai keluarganya.

Kisah Aria Naizar berawal ketika ayahnya pergi meninggalkan keluarga tanpa pesan. Ayah Aria Naizar pergi setelah Susan, ibunda Aria Naizar mengalami gagal ginjal dan harus menjalani cuci darah satu minggu dua kali.

Baca Juga : Di Era Ridwan Kamil, Digitalisasi Pajak di Jabar Sukses Dongkrak Pendapatan Daerah


Semenjak ibunya rutin cuci darah, Aria mulai berjualan tahu bulat keliling. Tahu bulatnya diambil dari produsen dan Aria berjualan keliling. Hal itu tak lain untuk membantu ibunya serta biaya sekolah adik perempuannya yang masih kelas tiga SD.
 
Rute yang biasa dilalui Aria, antara lain Puskesmas Cihaurbeuti, Kabupaten Ciamis, Puskesmas Jamanis, Puskesmas Panembong, dilanjutkan hingga Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Soekardjo di Kota Tasikmalaya.
 
Dengan penghasilan kotor Aria kurang lebih Rp100 ribu per hari, Aria bersikukuh tetap berjualan demi memenuhi kebutuhan keluarga, sekolah adik perempuannya serta obat -obatan ibunya yang tidak ditanggung Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.
 
"Hal ini sebagai bentuk responsif pemerintah, datang kepada masyarakat yang memang butuh perhatian," kata Uu Ruzhanul.
 
Aria berhasil dibujuk oleh pihak kecamatan dan desa setempat agar yang bersangkutan mau sekolah lagi di bangku kelas enam SD.
 
"Aria diinformasikan sementara waktu tidak sekolah, padahal usia sekolah, karena ia menjadi tulang punggung ekonomi keluarga. Emaknya sakit, ia juga punya adik dan emaknya harus berobat. Dia mungkin berpikir bagaimana caranya bangkit untuk mencari uang, karena berobat butuh uang hingga dia memutuskan berhenti sekolah," kata Uu Ruzhanul.
 
Uu Ruzhanul mengaku terenyuh melihat dedikasi dan perjuangan Aria untuk keluarganya. Aria berangkat berjualan dari pagi berkeliling menyusuri jalan berkilo-kilo.
 
"Pak Camat, Pak Kades sudah membujuk (untuk melanjutkan sekolah) dan sekarang Aria sudah sekolah lagi di kelas enam. Dia ingin jadi tentara, itu (cita- cita) bagus," ujar Uu.

Uu menyebut pemerintah di berbagai tingkatan telah memberikan bantuan kepada keluarga ini, termasuk dari Pemprov Jabar. "Mudah-mudahan Aria tidak terganggu lagi sekolahnya karena kebutuhan keluarga," ujar Uu.
 
Kementerian Sosial RI, Pemda Kabupaten Tasikmalaya hingga kecamatan dan desa telah menyalurkan program dan bantuannya untuk keluarga Aria.
 
"Mudah- mudahan ini semua memudahkan Aria untuk dapat terus belajar dan sekolah serta ekonominya terbantu," kata Uu.***

Baca Juga : Tokoh Masyarakat Jawa Barat Rapatkan Barisan, Dukung Penuh Pembangunan Patung Bung Karno di Saparua


Editor : Ghiok Riswoto