Kisah Sahabat yang Berwasiat Setelah Wafat

Tsabit bin Qais adalah sahabat Rasulullah SAW dari golongan kaum Anshar. Badannya tegap, kekar, suaranya lantang. Dengan kefasihan lidah dan suara lantangnya, Tsabit bin Qais terkenal sebagai orator. Kepiawaiannya berkata-kata telah menjadikan dirinya dipercaya Rasulullah sebagai orator dan juru bicara beliau.

Kisah Sahabat yang Berwasiat Setelah Wafat

Tsabit bin Qais adalah sahabat Rasulullah SAW dari golongan kaum Anshar. Badannya tegap, kekar, suaranya lantang. Dengan kefasihan lidah dan suara lantangnya, Tsabit bin Qais terkenal sebagai orator. Kepiawaiannya berkata-kata telah menjadikan dirinya dipercaya Rasulullah sebagai orator dan juru bicara beliau.

Tsabit mulai ikut berperang pada saat Perang Uhud. Pedangnya kala itu banyak menewaskan kaum kafir Quraisy. Selain berkata-kata, ia memang piawai memainkan senjata.

Tsabit juga memiliki sifat terpuji yang terpendam dalam jiwanya: dia seorang Mukmin yang selalu takut dan malu kepada Allah. Misalnya, ketika turun ayat 18 dari Surat Luqman:

Baca Juga : Kisah Rasulullah Menghibur Seorang Anak Kecil

"Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri."

Ayat itu membuat Tsabit menutup pintu rumah dan menangis tersedu-sedu. . Ia tetap berada dalam keadaan itu beberapa lama, hingga beritanya sampai kepada Rasulullah. Beliau memanggil dan menanyainya.

Tsabit menjawab, "Wahai Rasulullah, aku ini menyukai pakaian yang indah dan alas kaki yang bagus. Aku takut bila karena itu aku menjadi orang yang congkak dan sombong."

Baca Juga : Kisah Pembantu Rasul yang Beragama Yahudi

Nabi SAW menanggapi jawaban itu dengan senyum. "Ya Tsabit," kata Rasulullah. "Engkau tidak termasuk ke dalam golongan mereka. Sebaliknya, engkau hidup dalam kebaikan, mati dalam kebaikan, dan engkau akan masuk surga."

Halaman :


Editor : Bsafaat