Komunitas Asal Cimahi Ini Hadir untuk Melestarikan Budaya Sunda

Mulai punahnya aksara dan bahasa Sunda menimbulkan kekhawatiran dan keprihatinan sejumlah pihak, termasuk di Kota Cimahi.

Komunitas Asal Cimahi Ini Hadir untuk Melestarikan Budaya Sunda
Mulai punahnya aksara dan bahasa Sunda menimbulkan kekhawatiran dan keprihatinan sejumlah pihak, termasuk di Kota Cimahi./Agus Satia Negara

INILAHKORAN, Cimahi - Mulai punahnya aksara dan bahasa Sunda menimbulkan kekhawatiran dan keprihatinan sejumlah pihak, termasuk di Kota Cimahi.

Berbekal semangat untuk melestarikan bahasa dan aksara Sunda menjadi motivasi tersendiri bagi sekelompok warga Kota Cimahi untuk membentuk sebuah Komunitas Aksara Sunda Buhun.

Salah seorang pendiri Komunitas Aksara Sunda Buhun, Achmad Syafei mengatakan, bahasa Sunda hingga saat inibelum menjadi pembelajaran utama di setiap jenjang sekolah khususnya Kota Cimahi.

Menurutnya, meski masyarakat Cimahi menggunakan bahasa Sunda sehari-hari, kesadaran akan literasi bahasa masih dianggap minim.

"Kekhawatiran saya akan hilangnya pengetahuan bahasa Sunda, membuat saya mengumpulkan beberapa rekan untuk bersama- sama belajar aksara Sunda buhun," katanya kepada wartawan, Rabu 21 September 2022.

"Awalnya sih hobi belajar bahasa Sunda, namun setelah disadari banyak masyarakat yang sudah tidak bisa membaca aksara Sunda. Sehingga saya perluas menjadi sebuah komunitas yang mewadahi siapapun yang ingin belajar," sambungnya.

Ia mengaku, kekhawatiran terhadap akan punahnya bahasa Sunda berlandaskan pada kurangnya ruang pembelajaran mendalam akan aksara Sunda di sekolahan.

Sehingga, lanjut dia, pengetahuan bahasa Sunda mulai luntur dikalangan masyarakat.

"Belajar bahasa Sunda hanya sejam di sekolahan, sisanya pembelajaran umum. Bayangkan semakin minim orang mengetahui akar budayanya," tuturnya.

Ia menyebut, komunitas yang didirikannya sudah berjalan selama dua tahun belum berjalan dengan baik. Pasalnya minat masyarakat yang masih minim mempelajari aksara Sunda diperburuk anggapan belajar aksara Sunda tidak bisa digunakan untuk bekerja.

"Sampai saat ini anggota baru lima dan keluar masuk, hal yang sulit memberikan pembelajaran aksara Sunda. Masih adanya anggapan belajar aksara Sunda tidak menghasilkan uang," sebutnya.

Kendati demikian, hal itu tak membuatnya menyerah. Bahkan dirinya tetap optimis dan bakal terus membuat upaya mempopulerkan belajar aksara Sunda baik dengan membuka pelatihan gratis maupun bekerja sama dengan sekolah maupun Universitas.

"Terakhir kami diundang, kampus Maranatha Bandung untuk membuka pembelajaran aksara Sunda. Langkah yang terus bisa kita lakukan membangun kesadaran menjaga budaya Sunda," bebernya.

Ia menegaskan, semangat untuk menjaga kebudayaan lokal harus terus dijaga. Sebab, jika tidak dilakukan semakin hilanglah sejarah masyarakat Sunda, khususnya di Kota Cimahi.

"Saya berharap, dapat bantuan pemerintah untuk bersama-sama menjaga budaya lokal," ucapnya.

"Komunitas Aksara Sunda Buhun berkumpul tiap minggunya di gedung DKKC Jalan Pabrik Aci Kota Cimahi. Kami membuka kesempatan masyarakat untuk bersama-sama menjaga budaya aksara Sunda, dengan belajar bersama," tandasnya. *** (agus satia negara).


Editor : JakaPermana