KSU Karya Mandiri Konsisten Berdayakan Ekonomi Kerakyatan Meski Diterpa Berbagai Isu Miring

Meski diterpa berbagai isu miring, Koperasi Serba Usaha atau KSU Karya Mandiri terbukti memberdayakan ekonomi kerakyatan. 

KSU Karya Mandiri Konsisten Berdayakan Ekonomi Kerakyatan Meski Diterpa Berbagai Isu Miring
KSU Karya Mandiri memiliki strategi jitu dalam menggeser budaya meminjam menjadi budaya menabung. Lembaga ini pun kerap bekerja sama dengan Pemkot Bogor melalui dinas-dinas dalam melancarkan program-programnya yang prorakyat. (rizki mauludi)

Atty menjelaskan, KSU Karya Mandiri juga memutuskan untuk menyetop segala bentuk angsuran pinjaman saat pandemi Covid-19. Saat pandemi juga terdepan memberikan kebijakan agar anggota koperasi tidak membayar angsuran dan dimulai lagi saat perekonomiannya sudah stabil.

"Awal isu fitnah dimulai pada 2013 hingga 2014 silam, oknum yang diduga menyebarkan isu tidak mengakui, meski sudah dilakukan pertemuan didalam sebuah forum musyawarah. Kemudian terpaan kembali mengguncang KSU Karya Mandiri sebagai penggerak ekonomi kerakyatan di tahun 2018-2019. Isu koperasi rentenir tersebar secara masif khususnya di kelurahan Tegallega, Kecamatan Bogor Tengah. Saat itu, koperasi gagal membawa kasus tersebut ke meja hijau. Karena si saksi tidak bersedia duduk bersama dengan oknum penyebar fitnah," ungkap Atty.

Pada tahun ini, lanjut Atty, memasuki tahun politik, ujaran menghasut dengan menyebarkan fitnah koperasi rentenir jelas tersebar di whatsapp grup Kelurahan Tanah Sareal, Kecamatan Tanah Sareal. Sempat akan membawanya ke jalur hukum, namun pihaknya berbesar hati, dua orang yang merupakan ketua RT dan diduga kuat sebagai penyebar fitnah tersebut menyesali perbuatannya dan meminta maaf secara lisan didalam forum.

Baca Juga : Tahun 2023, Ribuan RTLH di Kota Bogor Siap Diperbaiki

"Bukti yang kuat dalam grup WA forum tanah sareal, saya berbesar hati untuk memaafkan dan menyelesaikan dengan cara kekeluargaan dan sekarang sudah clear dimana permohonan maaf itu digelar di forum pengurus wilayah," pungkasnya.*** (rizki mauludi)

Halaman :


Editor : Doni Ramdhani