Lelaki yang Berbulan Madu dengan Bidadari

Di kota Suffah tinggallah seorang pemuda bernama Zahid. Ia hidup pada zaman Rasulullah SAW. Setiap hari ia tinggal di Masjid Madinah. Zahid memang bukan pemuda tampan. Di usianya yang ke-35, ia belum juga menikah.

Lelaki yang Berbulan Madu dengan Bidadari
Ilustrasi/Net

Said menjawab, "Ini adalah kehormatan buatku."

Surat itu dibuka dan dibacanya. Alangkah terkejutnya Said usai membaca surat tersebut. Tak heran karena dalam tradisi bangsa Arab selama ini, perkawinan yang biasanya terjadi adalah seorang bangsawan harus kawin dengan keturunan bangsawan pula. Orang yang kaya harus kawin dengan si kaya juga. Itulah yang dinamakan "sekufu" (sederajad).

Akhirnya Said bertanya kepada Zahid, "Saudaraku, betulkah surat ini dari Rasulullah?"

Baca Juga : Bencana Terus Melanda Indonesia, Inikah Teguran Allah Ta'ala untuk Kita?

Zahid menjawab, "Apakah Engkau pernah melihatku berbohong?"

Dalam suasana demikian, Zulfah datang dan bertanya, "Ayah.. mengapa engkau tampak tegang menghadapi tamu ini? Apa tak lebih baik bila ia disuruh masuk?"

"Anakku, Ia adalah seorang pemuda yang sedang melamarmu. Dia akan menjadikan engkau istrinya,"kata Said kepada anaknya.

Di saat itulah Zulfah melihat ayahnya, ia pun menangis sejadi-jadinya. "Ayah banyak pemuda yang lebih tampan dan kaya raya, semuanya menginginkan aku. Aku tak mau, Ayah!" jawab Zulfah merasa terhina.


Editor : Bsafaat