Mencintai Rasul dengan Hati, Akal dan Perbuatan

MENURUT sebabnya, para ulama membagi cinta menjadi tiga macam; hubbu ladzatin; mencintai hal-hal yang kita rasakan enaknya, hubbun aqliyun; mencintai hal-hal yang baik menurut akal kita, dan hubbu ihsanin; mencintai orang yang berbuat baik kepada kita. Mencintai Rasulullah SAW didasarkan kepada ketiganya. Mencintai beliau dengan: hati, akal, dan perbuatan kita.

Mencintai Rasul dengan Hati, Akal dan Perbuatan
Ilustrasi/Net

MENURUT sebabnya, para ulama membagi cinta menjadi tiga macam; hubbu ladzatin; mencintai hal-hal yang kita rasakan enaknya, hubbun aqliyun; mencintai hal-hal yang baik menurut akal kita, dan hubbu ihsanin; mencintai orang yang berbuat baik kepada kita. Mencintai Rasulullah SAW didasarkan kepada ketiganya. Mencintai beliau dengan: hati, akal, dan perbuatan kita.

Para sahabat mencontohkan kita bagaimana mencintai Rasulullah SAW. Abu Bakar ra. rela dipukuli, agar Rasulullah SAW tidak dipukuli. Beliau pingsan, ketika sadar yang ditanyakan adalah Rasulullah SAW. Perempuan Anshar kehilangan anak, suami, ayah, dan saudaranya dalam sebuah peperangan. Tapi ketika pasukan pulang, yang ditanyakan adalah Rasulullah SAW.

Bilal, kalau adzan setelah Rasulullah saw. meninggal, selalu menangis saat sampai "Asyhadu Anna Muhammadan Rasulullah". Pergi keluar Madinah, ketika datang dan adzan, beliau dan para sahabat menangis. Banyak juga sahabat yang menangis karena merasa tidak bertemu dengan beliau setelah berada di surga nanti.

Baca Juga : Dahsyatnya Rahasia di Balik Sholat Tahajud, Yuk Buktikan

Allah swt. berfirman

"Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin." [At-Taubah: 128].

Rasulullah saw. berasal dari kalangan bangsa Arab, tempat awal dimulainya dakwah Islam. "Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus di antara mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri." [Ali Imran: 164].

Baca Juga : Hadiah dari Jin yang Kalah Bergulat dengan Manusia

Ini merupakan sebuah keuntungan bagi mereka. Akan mudah memahami karena satu bahasa dan mudah meneladaninya. Mereka juga sudah tahu bagaimana asal-usul Rasulullah SAW; keluarganya, masa pertumbuhannya hingga dewasa, sifat-sifatnya, dan sebagainya. Bahkan bahwa beliau adalah anak yang terlahir dari pernikahan yang sah, bukan dari perzinaan. Ini semua akan membuat orang-orang Arab itu tidak menaruh curiga sedikit pun terhadap Rasulullah SAW bahwa beliau adalah orang yang benar-benar baik, dan menginginkan kebaikan bagi mereka.

Halaman :


Editor : Bsafaat