Menelisik Sejarah Singkat dan Ritual Sesajen Pembangunan Terowongan Sasaksaat di Cipatat KBB

Salah satu yang menarik untuk dieksplor, yakni terowongan kereta api Sasaksaat yang berlokasi di Desa Sumurbandung, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat (KBB).

Menelisik Sejarah Singkat dan Ritual Sesajen Pembangunan Terowongan Sasaksaat di Cipatat KBB
Tak hanya itu, terowongan kereta api Sasaksaat ini ternyata membelah perbukitan Cidepong yang terletak antara Stasiun Maswati dan Stasiun Sasaksaat di km 143+144. (tangkapan layar)

Dilansir dari heritage.kai.id, hingga saat ini, terowongan Sasaksaat yang dibangun mulai tahun 1902 Perusahaan Kereta Api Negara, Staatssporwegen (SS) dengan panjang 949 meter tersebut menjadi terowongan aktif terpanjang di Indonesia.

Namun, ada hal yang menarik dalam tahap awal pembangunan terowongan Sasaksaat ini, di mana ada ritual upacara yang dilakukan masyarakat, yakni dengan menyuguhkan sesajen tradisional dengan tujuan untuk meminta keselamatan agar tidak terhadi hal-hal yang tidak diinginkan selama proses pembangunan berlangsung.

Adanya ritual sesajen tradisional tersebut tidak terlepas dari kepercayaan masyarakat sekitar berkaitan dengan gunung yang dijadikan tempat pembutan terowongan yang diyakini terdapat makhluk halus yang 'menguasainya'.

Baca Juga : Progres Alun-alun Cililin Capai 87 Persen, Little Madinah Bakal Dipasangi Payung Seperti di Masjid Nabawi

3. Kendala Pembangunan

Dalam prosesnya, pembangunan terowongan Sasaksaat yang dipercayakan kepada pemborong khusus orang Eropa pun sempat menghadapi kendala.

Kendati menggunakan teknologi tinggi dari Belgia, para pemborong dari Eropa tersebut harus menghadapi kendala berupa lahan yang memiliki kadar air tinggi, sehingga air merembes ke terowongan dan beresiko terjadi longsor.

Baca Juga : Ratusan PPPK Formasi Guru Terima SK, Dikdik Berikan Pesan Tegas Ini

Selain kadar air tinggi, mereka pun terkendala adanya batuan cadas pada tanah yang digali.


Editor : Doni Ramdhani