Menristekdikti Tinjau Pengolahan BBM Nabati di Dumai

Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi RI Mohamad Nasir meninjau lokasi pengembangan bahan bakar minyak nabati jenis gasoil atau solar di Kilang Minyak Pertamina RU II Dumai, Riau, Kamis (16/5/2019).

Menristekdikti Tinjau Pengolahan BBM Nabati di Dumai
Menristekdikti Mohamad Nasir. (Antara Foto)

CPO digunakan adalah jenis crude palm oil yang telah diolah dan dibersihkan getah serta baunya atau dikenal dengan nama Refined Bleached Deodorized Palm Oil (RBDPO) yang dicampur dengan sumber bahan bakar fosil di kilang dan diolah dengan proses kimia sehingga menghasilkan bahan bakar solar ramah lingkungan.

Setelah berhasil menciptakan katalis, pengolahan CPO dilakukan di fasilitas Distillate Hydrotreating Unit (DHDT) yang berada di kilang Pertamina Dumai, berkapasitas 12.6 MBSD (Million Barel Steam Per Day).

"Penggantian katalis lama dengan versi baru ciptaan dalam negeri mulai dijalankan pada Februari 2019. Injeksi bahan baku minyak nabati pun mulai dilaksanakan pada Maret 2019," sebutnya.

Menristekdikti Mohamad Nasir menjelaskan dengan penggunaan 10 hingga 12 persen feed dari minyak nabati, negara dapat menghemat biaya yang dikeluarkan untuk mengimpor minyak mentah hingga 1,6 juta dolar AS per tahun.

Program  diharapkan dapat terus dikembangkan sehingga serapan minyak nabati di kilang Pertamina dapat semakin meningkat. "Serapan 10 persen saja negara sudah bisa berhemat banyak, dan ke depan semoga bisa lebih meningkat," kata Nasir. (Antara)

Halaman :


Editor : suroprapanca