Pemerintahan Myanmar Terancam Karena Kekerasan Memburuk

Utusan khusus PBB untuk Myanmar mengatakan kepada Dewan Keamanan pada hari Jumat (30/4) bahwa dengan tidak adanya tanggapan kolektif internasional terhadap kudeta negara itu, kekerasan semakin memburuk dan jalannya negara berisiko terhenti, menurut para diplomat yang menghadiri pertemuan pribadi tersebut.

Pemerintahan Myanmar Terancam Karena Kekerasan Memburuk

Militer, yang memerintah selama hampir 50 tahun hingga meluncurkan proses reformasi tentatif satu dekade lalu, telah mengakui kematian beberapa pengunjuk rasa, mengatakan mereka dibunuh setelah mereka memulai kekerasan.

Dewan Keamanan menegaskan kembali "keprihatinan yang mendalam" atas situasi di Myanmar dan dukungannya untuk transisi demokrasi Myanmar. Dewan telah mengeluarkan beberapa pernyataan sejak kudeta. Beberapa diplomat mengatakan Rusia dan China kemungkinan akan mencegah tindakan dewan yang lebih kuat terhadap Myanmar.

Schraner Burgener mengatakan ada laporan yang mengkhawatirkan bahwa warga sipil, kebanyakan siswa dari daerah perkotaan, sedang dilatih cara menggunakan senjata oleh organisasi etnis bersenjata.

Baca Juga : Pria Bersenjata Tajam di China Tewaskan 2 Anak, Lukai 16 lainnya

"Dengan tidak adanya tanggapan internasional kolektif, telah terjadi peningkatan kekerasan dan penggunaan alat peledak yang dilaporkan. Seruan untuk menahan diri secara maksimal oleh semua pihak telah ditanggapi dengan tanggapan dari beberapa pengunjuk rasa yang menanyakan siapa yang dapat menyalahkan mereka atas pembelaan diri mereka. , " katanya, menurut para diplomat.

 

Halaman :


Editor : Ghiok Riswoto