Petani Karawang Kembali Gigit Jari

Petani di Kabupaten Karawang, sejak sepekan terakhir dirundung galau. Pasalnya, harga gabah di musim panen Rendeng kali ini anjlok dan membuat mereka merugi.

Petani Karawang Kembali Gigit Jari

INILAH, Purwakarta - Petani di Kabupaten Karawang, sejak sepekan terakhir dirundung galau. Pasalnya, harga gabah di musim panen Rendeng kali ini anjlok dan membuat mereka merugi.

Wakil Ketua KTNA Kabupaten Karawang, Ijam Sudjana mengatakan, saat ini harga gabah termurah mencapai Rp 360 ribu per kuintal. Sedangkan, yang termahal hanya di bandrol Rp 430 ribu per kuintal. Harga tersebut, menurut mereka, lebih rendah dari harga pembelian pemerintah (HPP).

"Kalau harganya segitu, jelas membuat petani mengalami kerugian yang cukup besar," ujar Ijam, Selasa (26/4/2019).

Padahal, sambung Ijam, jika dilihat dari kualitasnya gabah hasil panen rendeng kali ini sangat bagus dibanding musim rendeng tahun-tahun sebelumnya. Akan tetapi, tetap saja harga gabah tidak sesuai dengan harapan petani. "Kondisi ini membuat kami merugi," tegas dia.

Kerugian ini, lanjutnya, karena biaya produksi pertanian cukup besar. Untuk satu hektare sawah, minimalnya dibutuhkan biaya Rp 7 juta. Dengan rincian, petani harus mengeluarkan biaya dari mulai pra tanam, tanam dan panen. Seperti, membayar upah buruh tani.

Meskipun pupuk dan benih padi telah disubsidi pemerintah juga, lanjut Ijam, tetap saja biaya yang dikeluarkan petani cukup besar. Terutama, dari sisi obat-obatan dan biaya upah untuk buruh tani. Karena sudah jarang yang mau turun ke sawah, biaya buruh tani menjadi mahal."Untuk menyiangi rumput saja, minimalnya kami mengupah Rp 100 ribu per buruh tani," ujar Ijam.

Namun sayang, saat panen ternyata harga gabahnya justru mengalami terjun bebas. Seharusnya, saat seperti ini pemerintah melalui Bulog, hadir ditengah-tengah petani. Supaya, kehadiran pemerintah ini bisa dirasakan langsung oleh petani."Namun, seperti biasa petani hanya berhadapan dengan para tengkulak," seloroh dia.

Kasus anjloknya harga gabah ini, mendapat perhatian dari Pemkab Karawang. Wakil Bupati Karawang, Jimmy Ahmad Zamakhsyari, meminta supaya pemerintah melalui Perum Bulog segera turun ke lapangan untuk menyerap gabah petani.

"Idealnya, harga gabah petani ini mencapai Rp 4.200 per kilogram. Tapi, kenyataannya memang sangat pahit. Harga gabahnya tak sesuai harapan," ujar Jimmy singkat.*


Editor : Ghiok Riswoto