Rahasia di Balik Pemberian Nama "Bulan Haram"

KATA haram, memiliki dua akar kata yang berbeda. Pertama, Kata haram diturunkan dari kata haruma yahrumu yang artinya terlarang, terlarang untuk dilakukan (al-mamnu min filih). (al-Mujam al-Wasith). Kedua, kata haram ditarik dari kata al-ihtiram, yang artinya kehormatan (al-Mahabah).

Rahasia di Balik Pemberian Nama "Bulan Haram"
Ilustrasi/Net

KATA haram, memiliki dua akar kata yang berbeda. Pertama, Kata haram diturunkan dari kata haruma yahrumu yang artinya terlarang, terlarang untuk dilakukan (al-mamnu min filih). (al-Mujam al-Wasith). Kedua, kata haram ditarik dari kata al-ihtiram, yang artinya kehormatan (al-Mahabah).

Dalam al-Misbah al-Munir dinyatakan, "Kata al-Hurmah (haram) artinya sesuatu yang tidak boleh dilanggar. Kata al-Hurmah juga diartikan al-Mahabah (kehormatan). Diturunkan dari kata al-Ihtiram. Seperti kata al-Furqah dari al-Iftiraq." (al-Misbah al-Munir, 2/357)

Sekalipun asal katanya berbeda, namun sebenarnya memiliki keterkaitan. Sesuatu yang terlarang disebut haram, karena jika itu dilakukan, berarti melanggar kehormatan orang yang melarang. Allah melarang banyak hal dalam syariatnya, salah satunya dalam rangka menjaga kesucian syariat dan kehormatan dirinya. Karena jika orang melanggarnya, dia akan terjerumus dalam kenistaan dan kehinaan.

Baca Juga : Berhubungan di Malam Jumat = Membunuh 100 Yahudi?

2. Bulan Haram

Bulan haram ada 4: Dzulqadah, Dzulhijjah, Muharram, dan Shafar. 3 bulan berturut-turut: Dzulqadah, Dzulhijjah, dan Muharram, dan satu bulan sendirian, yaitu bulan Rajab. Tiga bulan berurutan adalah bulan haji. Selama bulan haram, masyarakat tidak diperkenankan melakukan peperangan. Dalam rangka memberi jaminan keamanan bagi masyarakat yang hendak menunaikan ibadah haji.

Sementara bulan rajab adalah bulan umrah. Selama satu bulan ini, mereka wajib memberi suaka kepada yang hendak berangkat umrah. Allah melengkapi kemuliaan tanah suci, dengan Allah tetapkan adanya bulan suci. Sehingga semua aktivitas ibadah di tanah suci mendapat jaminan aman.

Baca Juga : Menyela-nyela Jenggot saat Berwudu

Allah Taala berfirman,

Halaman :


Editor : Bsafaat