Satu Abad PLTA Plengan, Peninggalan Kolonial Belanda di Pangalengan yang Tetap Beroperasi Hingga Saat Ini

Pada 1 Oktober kemarin, PLTA Plengan di Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung genap berusia 100 tahun atau satu abad. Pembangkit listrik yang dibangun pada 1922 zaman kolonial Belanda itu hingga saat ini masih andal dan efisien.

Satu Abad PLTA Plengan, Peninggalan Kolonial Belanda di Pangalengan yang Tetap Beroperasi Hingga Saat Ini
Lantaran berusia satu abad, PLTA Plengan merupakan pembangkit listrik tenaga air tertua di Indonesia yang berada di Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung. PLTA Plengan dan Lamajang yang juga di Pangalengan masih beroperasi dengan baik dan menyuplai kebutuyan listrik untuk interkoneksi Pulau Jawa dan Bali. (rd dani r nugraha)

INILAHKORAN, Soreang - Pada 1 Oktober kemarin, PLTA Plengan di Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung genap berusia 100 tahun atau satu abad. Pembangkit listrik yang dibangun pada 1922 zaman kolonial Belanda itu hingga saat ini masih andal dan efisien.

Lantaran berusia satu abad, PLTA Plengan merupakan pembangkit listrik tenaga air tertua di Indonesia yang berada di Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung. PLTA Plengan dan Lamajang yang juga di Pangalengan masih beroperasi dengan baik dan menyuplai kebutuyan listrik untuk interkoneksi Pulau Jawa dan Bali.

"Luar biasa sekali, biasanya pembangkit listrik itu dibangun dan secara teknis bisa beroperasi 30-40 tahun. Ini justru dapat beroperasi hingga 100 tahun, satu abad. Ini berkat pemeliharaan dan pengelolaan selama ini," kata Direktur Utama PT PLN Indonesia Power Edwin Nugraha Putra di PLTA Plengan di Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung, Senin 3 Oktober 2022. 

Baca Juga : TKK Satpol PP KBB Bakal Dirumahkan, FKBPPPN Tuntut Kejelasan Nasib Ratusan Personelnya 

Menurut Edwin, agar PLTA Plengan dan lainnya tetap prima, tentunya pihaknya terus melakukan pengembangan. Termasuk pengembangam sumber daya manusia (SDM). Alhasil, PLTA Plengan dan PLTA lainnya yang memang menjadi heritage ini bisa dipelihara sendiri. Termasuk ketika terjadi kerusakan tidak mengandalkan pihak luar.

"Kita pelihara dan rawat sendiri. Bahkan sekarang ini kami bisa menyediakan peralatan untuk PLTA sendiri, jadi tidak perlu ke produsen lain. Bahkan, peralatan yang kami buat itu bisa menyesuaikan dengan tempatnya, jadi bukan tempatnya yang harus menyesuaikan aplikasinya," ujarnya.

Edwin melanjutkan, meskipun sudah berusia 100 tahun, dibandingkan dengan pembangkit listrik lainnya, PLTA Plengan ini masih tetap prima, handal dan efisien. Ini juga tidak terlepas dari perawatan yang baik dan bisa tetap bertahan hingga suatu saat nanti bisa diwariskan kepada generasi yang akan datang. 

Baca Juga : Nasdem Kota Bandung Respons Positif Deklarasi Anies Baswedan sebagai Capres

"Sejak dulu sampai sekarang masih sama, perubahan yang sudah kita lakukan adalah digitalissi. Sehingga, bisa operasikan langsung dari Saguling. Cukup pakat teknologi terbarukan, kemudian kami pasang CCTTV agar bisa dipantau," katanya.

Halaman :


Editor : Doni Ramdhani