Siasati Harga Kedelai yang Meroket, Pengusaha Tempe di Cimahi Kurangi Ukuran Tempe

pengusaha tempe di Kota Cimahi terpaksa memperkecil ukuran tempenya untuk menyiasati harga kedelai yang semakin mahal

Siasati Harga Kedelai yang Meroket, Pengusaha Tempe di Cimahi Kurangi Ukuran Tempe

INILAHKORAN, Cimahi - Meroketnya harga kedelai membuat para pengusaha tempe di Kota Cimahi terancam gulung tikar. Namun, beberapa pengusaha tempe masih tetap bertahan.

Salah satunya, seperti yang dilakukan Supardi (50), pengusaha tempe di Kampung Margaluyu, Kota Cimahi yang menyiasati usaha tempenya agar tetap bisa bertahan di tengah meroketnya harga kedelai.

Ia mengaku, terpaksa mengurangi ukuran tempenya menjadi lebih kecil. Menurutnya, meroketnya harga kedelai ini ditenggarai naiknya harga pupuk yang sudah berlangsung sejak dua bulan terakhir.

Baca Juga : Mitigasi Bencana, Kota Bandung Luncurkan Program Gagah Bencana

Bahkan, ia menduga, jika harga kedelai belum normal dalam kurun waktu sebulan ke depan. Maka, akan membuat banyak pengusaha tempe gulung tikar.

"Kita baru sekarang merasakan harga kedelai paling tinggi. Padahal, sejak saya memulai usaha tempe tahun 1996 kenaikan harga kedelai relatif normal," katanya belum lama ini.

Ia menyebut, kenaikan harga kedelai tersebut tentunya berdampak pada pengusaha tempe seperti dirinya. Sebab, biasanya dirinya bisa stok kedelai hingga 5 ton, namun sekarang tidak ada stok sedikitpun.

Baca Juga : 8 Saksi Diperiksa Polisi Soal Pembunuhan Lansia di Bandung

"Harga kedelai saat ini mencapai Rp 12.800 per kilogram. Padahal, biasanya harga kedelai hanya Rp 9.000 per kilogram," sebutnya.

Halaman :


Editor : Ahmad Sayuti