Soal Wisata Bencana di Cianjur, Begini Kata Polda Jabar

Pihak kepolisian terus mengimbau masyarakat yang terus berdatangan ke daerah bencana di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, agar tidak berkerumun dan memadati wilayah tersebut. Selain membuat kemacetan, hal itu juga membuat keresahan bagi masyarakat Kabupaten Cianjur.

Soal Wisata Bencana di Cianjur, Begini Kata Polda Jabar

INILAHKORAN, Bandung - Pihak kepolisian terus mengimbau masyarakat yang terus berdatangan ke daerah bencana di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, agar tidak berkerumun dan memadati wilayah tersebut. Selain membuat kemacetan, hal itu juga membuat keresahan bagi masyarakat Kabupaten Cianjur.

"Di lapangan kita selalu beri himbauan ke pada masayrakat untuk tidak berkerumun di titik-titik yang masih rawan bencana,” kata Kabid Humas Polda Jawa Barat, Kombes Pol Ibrahim Tompo, Jumat (2/11/2022).
Untuk penindakan secara tegas untuk mencegah kepadatan tersebut, kata Ibrahim, membutuhkan aturan tertulis dari Pemerintah Kabupaten Cianjur.
"Kita harus ada regulasinya, jadi kita menunggu dulu dari Satgas dalam ini Pemda (Cianjur)," ucap Ibrahim.
Sejumlah wilayah di Cianjur kerap dipadati masyarakat yang berdatangan ingin melihat langsung kerusakan yang terjadi akibat gempa berkekuatan magnitudo 5,6. Hal tersebut membuat arus lalu lintas menjadi macet.
Fenomena ini pun sampai menarik perhatian Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy. Dia pun meminta pihak kepolisian untuk menertibkan pengunjung yang membuat lokasi bencana di Cianjur seakan tempat wisata.
Kehadiran masyarakat tersebut, selain menganggu arus lalu lintas juga dianggap mengganggu tim gabungan yang melakukan evakuasi bencana.
"Dari pihak Polri diminta untuk menertibkan pengunjung, di tempat bencana yang tidak diperlukan, terutama mereka yang menjadikan bencana ini jadi wisata," ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta belum lama ini.
Selain itu, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil juga mengeluhkan adanya kepadatan di Kabupaten Cianjur. Dia mengeluhkan adanya tren tersebut di media sosial Twitter.
“Jangan lakukan wisata bencana atau ingin lihat2. Bantuannya 1 mobil, tapi yg mengantar di belakang bs sampai 6-8 mobil,” tulis Ridwan Kamil, dalam akun Twitternya belum lama ini.
Emil mengatakan, hal tersebut membuat beberapa jalan yang di titik-titik desa zona bencana, menjadi macet dan menyempit jalurnya.
“Inilah salah satu yg bikin jalanan desa di zona bencana yg sempit rata2 4-6 m macet total tiap pagi s.d sore. Blm pada parkir di pinggir jalan yg sdh sempit,” tulisnya.*** (Caesar Yudistira)


Editor : JakaPermana