Sudah Buntung, Buta, Sendiri, Masih Saja Bersyukur

Seorang salih,Abu Ibrahim, bercerita: suatu ketika, aku jalan-jalan di padang pasir dan tersesat tidak bisa pulang. Di sana kutemukan sebuah kemah lawas. Kuperhatikan kemah tersebut, dan ternyata di dalamnya ada seorang tua yang duduk di atas tanah dengan sangat tenang.

Sudah Buntung, Buta, Sendiri, Masih Saja Bersyukur
Ilustrasi/Net

Orang itu menjawab," Aku seorang yang sakit. Semua orang meninggalkanku, dan kebanyakan keluargaku telah meninggal."

"Kudengar kau mengulang-ulang perkataan,"Segala puji bagi Allah yang melebihkanku di atas banyak manusia. Demi Allah, apa kelebihan yang diberikanNya kepadamu, sedangkan engkau buta, fakir, buntung kedua tangan dan sebatang kara?"

"Aku akan menceritakannya kepadamu, tapi aku punya satu permintaan. Maukah kamu mengabulkannya?" ia bertanya. Aku meyanggupi.

Baca Juga : Bodoh atau Pandaikah Kita?

"Engkau telah melihat sendiri betapa banyak cobaan Allah atasku, akan tetapi segala puji bagi Allah yang melebihkanku di atas banyak manusia, bukankah Allah memberiku akal sehat, yang dengannya aku bisa memahami dan berfikir?"

"Betul," jawabku. Ia melanjutkan, "Berapa banyak orang yang gila?"

"Banyak ," jawabku. "Maka segala puji bagi Allah yang melebihkanku di atas banyak manusia,"kata dia.

"Bukankah Allah memberiku pendengaran, yang dengannya aku bisa mendengar adzan, memahami ucapan, dan mengetahui apa yang terjadi di sekelilingku?" ia kembali bertanya. Aku iyakan.


Editor : Bsafaat