Surat Terbuka untuk Iblis

ZAMAN sekarang beda dengan zaman dulu. Zaman dulu itu jaman serba rahasia. Zaman kini segala sesuatu serba terbuka. Sudah terbuka, terbuka untuk umum lagi. Rupanya, manusia zaman sekarang lebih suka buka-bukaan. Padahal ada banyak hal yang mestinya tertutup rapat. Teringat petuah lama: "Jangan kisahkan keinginanmu kepada banyak orang. Kebanyakan manusia itu berkehendak merusak kebahagiaan orang lain."

Surat Terbuka untuk Iblis

ZAMAN sekarang beda dengan zaman dulu. Zaman dulu itu jaman serba rahasia. Zaman kini segala sesuatu serba terbuka. Sudah terbuka, terbuka untuk umum lagi. Rupanya, manusia zaman sekarang lebih suka buka-bukaan. Padahal ada banyak hal yang mestinya tertutup rapat. Teringat petuah lama: "Jangan kisahkan keinginanmu kepada banyak orang. Kebanyakan manusia itu berkehendak merusak kebahagiaan orang lain."

Salah satu trend kini berkaitan dengan buka-bukaan itu adalah surat terbuka. Sudah sering kita baca di media sosial beragam surat terbuka yang sempat terkenal, mulai surat terbuka untuk menteri sampai surat terbuka untuk presiden. Namun, mungkin tak banyak yang tahu bahwa ada surat terbuka untuk iblis yang ditulis oleh orang yang galau dengan kondisi kehidupan kini.

Begini sebagian bunyi suratnya: "Iblis, duniaku kini sungguh serius mengikuti saranmu, mengantarkan kehidupan pada keadaan seperti yang engkau mau. Bahkan, jangan sakit hati ya kalau saya berterus terang, ternyata banyak manusia yang perilakunya lebih parah ketimbang kamu. Banyak sekali orang yang tamak dan menghisap keringat serta darah orang lain namun tak mengaku salah. Berupaya keras menunjukkan bahwa dirinya adalah mulia. Bahkan menyewa pengacara untuk membelanya dan menyewa para pembuat berita untuk membenar-benarkan dirinya. Lebih parah lagi, diam-diam dia menyalahkanmu. Sabar ya, iblis."

Baca Juga : Selesai Haid belum Mandi Junub, Bolehkah Jimak?

Lucu juga surat terbuka ini, tapi memang ada kebenaran di dalamnya. Persoalannya adalah siapa yang bertanggungjawab membelokkan arah bengkok ini menuju lurus kembali? Lalu, apa peran kita dalam pelurusan arah ini? Yang jelas, berhentilah ikut peta hidup iblis. Salam, AIM. [*]


Editor : Bsafaat