Tak Miliki Klenteng, Etnis Tionghoa di Cimahi Pilih Kumpul Bareng Keluarga saat Imlek

Perayaan Hari Raya Imlek menjadi momentum yang ditunggu-tunggu masyarakat etnis Tionghoa di berbagai belahan dunia. Tak terkecuali di Indonesia yang dimaknai sebagai simbol harapan agar tahun ini menjadi tahun yang berkah dan lebih baik dibandingkan sebelumnya.

Tak Miliki Klenteng, Etnis Tionghoa di Cimahi Pilih Kumpul Bareng Keluarga saat Imlek

INILAHKORAN, Cimahi - Perayaan Hari Raya Imlek menjadi momentum yang ditunggu-tunggu masyarakat etnis Tionghoa di berbagai belahan dunia. Tak terkecuali di Indonesia yang dimaknai sebagai simbol harapan agar tahun ini menjadi tahun yang berkah dan lebih baik dibandingkan sebelumnya.

Kendati demikian, hal itu tidak berlaku bagi etnis Tionghoa yang berada di Kota Cimahi lantaran tidak adanya kelenteng yang menjadi pusat peribadatan mereka.

Alhasil, warga etnis Tionghoa yang ada di Kota Cimahi tak merayakan Imlek atau memilih daerah lain yang memiliki kelenteng, seperti Kabupaten Bandung Barat (KBB) atau Kota Bandung.

Baca Juga : Terima Laporan Warga KBB yang Diduga jadi Korban TPPO, Disnakertrans KBB: untuk Memulangkan Wildan Cukup Sulit

Salah satunya seperti Chan Juan Fifi (53), warga etnis Tionghoa yang tinggal di kawasan Jalan Pacinan, Kota Cimahi ini mengaku sudah jarang merayakan Imlek lantaran momen Tahun Baru Tionghoa itu hanya dirayakan saat kedua orang tuanya masih ada.

"Kalau orang tua kita dulu masih sering merayakan Imlek dengan kumpul bersama. Tapi, setelah tiada kita sudah jarang merayakan Imlek," ungkap Fifi.

Wanita paruh baya ini menyebut, maraknya etnis Tionghoa di Kota Cimahi yang memilih modernisasi menjadi salah satu faktor yang membuat budaya Tionghoa dalam momen Imlek tidak dilestarikan. Sehingga, sudah jarang dipakai.

Baca Juga : Sidang Pembunuhan Subang, Lima JPU Disiapkan Kejati Jabar

"Tradisi dalam Imlek udah jarang karena beda zaman sih. Paling kalau Imlek cuma kumpul keluarga aja," ucap penjual toko perabotan ini.

Halaman :


Editor : JakaPermana