Tata Cara Salat Gerhana Matahari Tuntunan Rasulullah

Rasulullah Salallahu Alaiwasalam bersabda; "Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua ayat (tanda) di antara ayat-ayat Allah. Tidaklah terjadi gerhana matahari dan bulan karena kematian seseorang atau karena hidup (lahirnya) seseorang. Apabila kalian melihat (gerhana) matahari dan bulan, maka berdoalah kepada Allah dan salatlah hingga tersingkap kembali." (HR. Al-Bukhari No. 1043, dan Muslim No. 915)

Tata Cara Salat Gerhana Matahari Tuntunan Rasulullah
Ilustrasi/Net

Rasulullah Salallahu Alaiwasalam bersabda; "Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua ayat (tanda) di antara ayat-ayat Allah. Tidaklah terjadi gerhana matahari dan bulan karena kematian seseorang atau karena hidup (lahirnya) seseorang. Apabila kalian melihat (gerhana) matahari dan bulan, maka berdoalah kepada Allah dan salatlah hingga tersingkap kembali." (HR. Al-Bukhari No. 1043, dan Muslim No. 915)

Rasulullah mengajarkan tuntunan syariat ketika terjadi gerhana matahari maupun gerhana bulan. Yaitu salat gerhana, berdoa, beristighfar, bertakbir, berzikir, bershadaqah, dan memerdekakan budak.

Beliau juga mengerjakannya saat salat gerhana dengan berjemaah di masjid. Salat gerhana dilakukan tanpa didahului azan atau iqamat. Yang disunnahkan hanyalah panggilan salat dengan lafaz "As-Shalatu Jamiah". Dalilnya adalah hadis berikut:

Baca Juga : Istri Minta Cerai Tanpa Hak, Benarkah Dilaknat?

Ketika matahari mengalami gerhana di zaman Rasulullah SAW, orang-orang dipanggil salat dengan lafaz : As-shalatu jamiah". (HR. Bukhari).

Salat gerhana boleh dilakukan dengan sirr (merendahkan suara) maupun dengan jahr (mengeraskannya).

Disunnahkan untuk mandi sunnah sebelum melakukan salat gerhana, sebab salat ini disunnahkan untuk dikerjakan dengan berjemaah.

Baca Juga : Hati-hati dengan Kalimat Cerai Meski tak Niat

Selain itu, disunnahkan apabila datang gerhana untuk memperbanyak doa, zikir, takbir dan sedekah, selain salat gerhana itu sendiri.

Halaman :


Editor : Bsafaat