Tertangkap Video... Petani Sayuran di Rancabali Kabupaten Bandung Merusak Kebun Siap Panen

Sejumlah petani sayuran di Rancabali, Kabupaten Bandung mengamuk. Di media sosial, beredar tayangan video yang memperlihatkan seorang pria tengah mengacak-acak kebun siap panen.

Tertangkap Video... Petani Sayuran di Rancabali Kabupaten Bandung Merusak Kebun Siap Panen
Video itu diunggah akun Agung R. Dalam dua potongan video pendek tersebut, terlihat seorang petani sayuran di Rancabali, Kabupaten Bandung merusak tanaman pecay miliknya sendiri di kebun siap panen itu dengan menggunakan sebilah parang. Bahkan, pria itu juga terlihat berguling-guling merusak sayuran pecay yang siap panen itu.  (tangkapan layar)

INILAHKORAN, Soreang - Sejumlah petani sayuran di Rancabali, Kabupaten Bandung mengamuk. Di media sosial, beredar tayangan video yang memperlihatkan seorang pria tengah mengacak-acak kebun siap panen.

Video itu diunggah akun Agung R. Dalam dua potongan video pendek tersebut, terlihat seorang petani sayuran di Rancabali, Kabupaten Bandung merusak tanaman pecay miliknya sendiri di kebun siap panen itu dengan menggunakan sebilah parang. Bahkan, pria itu juga terlihat berguling-guling merusak sayuran pecay yang siap panen itu. 

Tayangan video lainnya, memperlihatkan seorang pria tengah membabat tanaman bawang daun di kebun siap panen. Kedua potongan video petani sayuran di Rancabali, Kabupaten Bandung itu merupakan ungkapan kekecewaan mereka terhadap anjloknya harga hampir semua jenis sayuran sejak sebulan terakhir ini.

Baca Juga : SE Mendagri Nomor 821 Resmi Terbit, Angin Segar bagi Hengky Kurniawan untuk Rotasi dan Mutasi Pejabat di KBB

"Saya dapat video kiriman dari teman sesama petani sayuran di Rancabali. Katanya, itu petani di Desa Barutunggul. Karena saya ini juga sesama petani yang punya perasaan sama, ya sudah saya unggah kedua video itu ke salah satu grup facebook yang banyak diikuti masyarakat Kabupaten Bandung. Harapannya sih bisa dilihat dan didengar oleh pemerintah keluhan kami ini," kata Agung Rizky Yuda pemilik akun Agung R kepada INILAHKORAN melalui sambungan telepon, Minggu 18 September 2022.

Menurutnya, saat ini harga jual sayuran pecay cuma dihargap Rp200 per kg di tingkat bandar. Itu pun harga barang setelah di tepi jalan, artinya petani harus mengeluarkan juga biaya pikul sebesar Rp200 per kg. 

Jadi, jangankan dapat untung, biaya pupuk, obat-obatan dan upah pekerja saja tidak cukup. Sehingga, dari pada dipanen dan dijual, banyak petani membiarkan tanaman siap panen miliknya membusuk di kebun.

Baca Juga : Status Siaga I, BPBD KBB Sebut Ada 11 Kecamatan Rawan Bencana Hidrometeorologi

"Normalnya, harga pecay itu Rp2.500-3.000 per kg. Nah, kalau harga Rp200 mah lebih baik dibiarkan saja di kebun, ada yang bilang sayang lebih baik dikasihkan kepada masyarakat, yah silakan saja ambil kalau mau mah," ujarnya.*** (rd dani r nugraha)


Editor : Doni Ramdhani