Vaksinasi Covid-19 pada Lansia Jadi Upaya Melindungi Kelompok Berisiki

Khawatir dan takut akan efek samping dari vaksinasi COVID-19, membuat Niar (76) berpikir ulang untuk melakukan pendaftaran vaksinasi.

Vaksinasi Covid-19 pada Lansia Jadi Upaya Melindungi Kelompok Berisiki
Ilustrasi/Antara Foto

Pada lansia, banyak yang mengalami komorbid sehingga harus dilakukan skrining yang dilakukan sebelum melakukan pendaftaran dan juga sebelum vaksinasi.

Vaksinasi dilakukan secara drive thru atau tanpa harus turun dari dalam mobil. Kelompok lansia menerima vaksinasi dalam dua dosis dengan selang waktu 28 hari.

Dosis pertama berfungsi untuk mengenalkan virus yang sudah dilemahkan ke tubuh, sehingga vaksin dapat bekerja sama dengan tubuh untuk membentuk antibodi baru.

Sejumlah pertanyaan pun, lanjut Abdul kadir, ditanyakan pada lansia mulai dari apakah mengalami kesulitan menaiki anak tangga, apakah memiliki lima penyakit dari 11 penyakit kronis dan komorbid, hingga apakah merasa lelah.

Peserta lansia yang boleh menerima vaksin COVID-19 yakni sehat, jika memiliki penyakit penyerta maka harus terkontrol, tekanan darah kurang dari 180 per 110 mmHg, diabetes dalam kondisi terkendali, lansia dengan TBC minimal dua minggu pengobatan rutin, ada rekomendasi dokter yang merawat untuk penderita kanker darah, dan hasil skrining di bawah tiga.



Penyakit penyerta
​​​​​​​
Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Prof Dr dr Iris Rengganis SpPD-KAI mengatakan vaksinasi tetap boleh dilakukan pada lansia dengan catatan harus terkontrol.

Vaksin COVID-19 ini merupakan vaksin baru jadi harus berhati-hati sekali. Misalnya pada saat awal adanya vaksin tekanan darah tidak boleh mencapai 140/90 mmHg, tetapi sekarang sudah boleh 180/110 mmHg.


Editor : Bsafaat